JAKARTA, WB – Sebuah kompetisi yang tidak lazim dihelat di negeri Cina. Mungkin ini jarang dilakukan oleh wanita. Namun, sejumlah pegiat hak-hak perempuan meluncurkan kompetisi rambut ketiak di jejaring media sosial.
Begitu kompetisi digulirkan, ribuan orang turut berpartisipasi.
“Saya seorang mahasiswa. Saya mencintai rambut ketiak saya. Saya mendukung rambut alami, kepercayaan diri dan kesetaraan,” tulis seorang peserta.
Kendati demikian, kompetisi tersebut juga mendapat pertentangan dari netizen. “Apa maksudnya kompetisi ini? Tidak ada yang memaksa saya mencukur rambut ketiak. Saya lakukan itu karena merasa jijik bila tidak,” kata seorang perempuan di Weibo.
“Tidak sopan bila tidak mencukur rambut ketiak, baik lelaki maupun perempuan,” tulis seorang lainnya
Ada juga yang mendukung dengan menulis, perempuan sering mencemaskan rambut ketiak seolah itu merupakan pertanda bahwa dia kotor atau tidak beradab. Tapi kita harus memiliki kebebasan untuk memilih menerima apa yang tumbuh secara alami di tubuh kita.
Sejumlah orang menilai kompetisi tersebut dimanfaatkan pebisnis untuk memasarkan produk-produk kewanitaan, termasuk alat cukur khusus perempuan.
“Saya pikir kompetisi ini sangat bermakna. Konsumerisme didasari oleh pandangan mengenai gender. Pasar dipenuhi berbagai macam alat-alat cukur bagi perempuan. Kita harus menyediakan ruang untuk berpikir, mengapa perempuan diharuskan bercukur?”ujar seseorang lainnya. []