SURABAYA, WB – Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mengunjungi tiga anak yang selamat dari ledakan bom rakitan di rumah susun sewa lantai 5, Blok B, Nomor 2, Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Saat kunjungan tersebut, Kapolri menerima curhatan dari salah satu anak.
Kepada Kapolri, salah satu anak menuturkan bagaimana sang ayah yang terus mengajaknya untuk berjihad. Ketiga anak itu adalah AR (15), FPH (11), dan Hu (11). FPH terluka di paha kiri belakang, sementara Hu terluka pada bagian hidung.
“Kegiatan ayahnya, Anton Febrianto (47), sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet,” ujar Karopenmas Polri Brigjen M Iqbal dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini.
Dia juga bercerita bagaimana ayahnya itu kerap mengajaknya berjihad. Namun, berulang kali pula AR menolak, karena ajakan ayahnya bertolak belakang dengan ajaran islam sebenarnya.
“Alasannya tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam,” kata Iqbal.
Kepada Kapolri, AR juga membenarkan bahwa bom yang meledak tersebut benar milik ayahnya dan dirakit sendiri. Menurutnya, Ayahnya belajar merakit bom melalui internet.
“Awalnya dia (AR) tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar,” kata Iqbal.
Ledakan bom di Rusun Wonocolo Blok B Lantai 5 itu terjadi pada Minggu malam, 13 Mei 2018. Polisi memastikan ledakan tersebut berkaitan dengan ledakan bom yang menimpa tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi, 13 Mei 2018.
Tiga orang yang meninggal adalah Anton Febryanto (47) sebagai kepala keluarga, Puspita Sari (47), istri Anton, dan RAR (17), anak.[]