WARTABUANA – Selama beberapa dekade terakhir, Brian Burnie (70) adalah seorang konglomerat dengan nilai kekayaan yang berlimpah. Namun siapa sangka ternyata Burnie saat ini hanya tinggal di sebuah flat kecil, tanpa istri dan anak-anaknya demi menolong orang lain.
Perubahan drastis hidupnya ini diakibatkan oleh adiksi Brian terhadap apapun yang berhubungan dengan kedermawanan. Sejak istrinya, Shirley, terkena kanker beberapa tahun lalu, Brian sangat bersemangat memberikan sumbangan dalam jumlah besar kepada penderita kanker lainnya.
Kedermawanan Brian ini membuatnya mendirikan organisasi sukarela khusus penderita kanker dan juga orang-orang miskin. Seiring berjalannya waktu, Brian rela mengorbankan seluruh miliknya demi memberikan derma.
Setelah menjual mansion di Doxford Hall yang bernilai ratusan milyar rupiah, melelang barang-barang mewah miliknya, dan menjual mobil sport di rumahnya, Brian dan Shiley pindah ke rumah kecil di Morpeth.
Keduanya hidup sederhana dan meninggalkan gaya hidup sebelumnya akibat obsesi Brian terhadap derma telah mengalahkan rasionalitasnya. Dan bisa ditebak, lama-kelamaan Shirley tidak lagi bisa mentolerir perilaku suaminya tersebut. Mereka bercerai pada tahun 2012.
“Saya tidak pernah ingin terjadi hal seperti ini. Di tengah keinginan Brian untuk derma, saya tetap menginginkan keamanan secara finansial kepada ketiga anak kami. Namun yang Brian pikirkan hanyalah aksi derma saja,” ujar Shirley kepada Mirror (20/9/2014).
Shirley sendiri merupakam ex penderita kanker yang berhasil mengalahkan penyakitnya tersebut. Namun ia merasa obsesi Brian sudah tidak dapat ditoleransi lagi hingga ia memutuskan untuk meminta cerai setelah 30 tahun pernikahan.
Sejak masih muda, Brian memang sudah terlihat memiliki kepedulian sosial yang luar biasa besar. Ketika menikah pada tahun 1981, ia meminta seluruh tamu undangan untuk melakukan donasi kepada organisasi penderita Leukimia daripada memberikan hadiah pernikahan.
Menanggapi soal kisah hidupnya yang luar biasa, Brian mengaku ia selama ini tidak pernah peduli dengan harta benda. Ia tidak peduli kini harus mengendarai mobil butut dan tinggal di apartemen kecil asalkan bisa melayani orang-orang yang lebih membutuhkan.
Kisah Brian yang luar biasa ini benar-benar menjadi inspirasi dan contoh nyata bahwa di dunia masih ada orang yang tulus dalam membantu sesama. Walaupun hasil dari kedermawanannya ini, Brian kehilangan keluarganya. []