JAKARTA, WB – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mencatat, sepanjang 6 bulan terakhir hingga menjelang HUT Polri 1 Juli 2014, telah terjadi 53 kasus kekerasan terhadap polisi. Dan Jakarta menjadi daerah yang paling rawan terhadap keselamatan polisi di sepanjang enam bulan pertama.
“Kekerasan itu mencakup kekerasan terhadap anggota polisi 30 kasus dan kekerasan terhadap kantor polisi 23 kasus,” beber Neta melalui siaran persnya, Senin, (30/6/2014).
Dalam catatan Neta, untuk di Jakarta, ada 10 polisi yang luka dan tewas akibat dikeroyok warga. Kemudian diwilayah Jabar 5 kasus, Papua 4 kasus, Sulteng, Sulsel, Jatim dan Riau masing-masing 2 kasus, Aceh, Jogja, dan NTB masing-masing 1 kasus.
Dari aksi kekerasan terhadap polisi di seluruh Indonesia itu, kata Neta menyebabkan 10 polisi tewas, yakni 5 ditembak, 2 dikeroyok, 1 ditabrak, 1 dibacok, dan 1 over dosis. Selain itu ada 20 polisi luka, yakni 7 dibacok, 6 dikeroyok, 5 ditembak, dan 2 ditabrak. Selain itu selama 6 bulan terakhir ada 23 fasilitas Polri yang dirusak massa, yakni 12 rumah dinas, 6 pospol, 3 polsek, dan 2 polres. Ada yang dirusak, dibakar, dan ditembaki.
“Rawannya Jakarta bagi keselamatan polisi ini sangat mengejutkan, mengingat ibukota bukan daerah konflik seperti Sulteng dan Papua. IPW menduga hal ini tak terlepas dari tidak terkendalinya sikap dan prilaku sebagian anggota kepolisian, sehingga gampang berbenturan dgn masyarakat,” tandas Neta. []