JEPANG, WB – Saat ini jumlah `yaramiso` alias perjaka tingting untuk pemuda di Jepang terus meningkat. Bahkan diantara pemuda tersebut rata-rata sudah berusia di atas 30 tahun.
Ternyata para pemuda di Jepang itu cukup tertekan akibat ekonomi yang stagnan. Mereka sibuk bekerja sehingga melupakan cara berhubungan dengan lawan jenis.
Salah seorang yang mengalami hal tersebut adalah, Takashi Sakai. Padahal secara fisik, Sakai cukup rupawan dengan senyum menawan dan pekerjaannya juga bagus. Hanya satu yang menjadi masalah bagi Sakai, yakni usianya yang menginjak 41 tahun dan dia masih perjaka.
“Saya tidak pernah memiliki pacar. Itu tidak pernah terjadi. Bukan karena saya tidak tertarik. Saya menyukai perempuan, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya,” ujarnya saat diwawancarai.
Berdasar survei yang dilakukan penelitian populasi dan keamanan sosial Institut Nasional pada 2010, seperempat populasi pria berusia di atas 30 tahun yang tidak menikah di Jepang masih perjaka.
Hasil penelitian itu menunjukkan, 68 persen pria berusia 18-19 tahun di Jepang masih perjaka. Penelitian hampir serupa di Eropa menunjukkan bahwa keperjakaan pria yang berusia 15-20 tahun sangat rendah. Sebagai contoh, hanya kurang dari 20 persen pria di Jerman yang belum pernah berhubungan badan sebelum mereka menginjak usia 20 tahun. Di Turki jumlahnya hanya 37 persen.
Survei di Jepang tersebut menunjukkan peningkatan 3 persen jika dibandingkan dengan penelitian serupa pada 1992. Saat ini jumlahnya riilnya sangat mungkin lebih tinggi lagi. Kondisi itu tentu cukup aneh. Sebab, selama ini simbol-simbol seks di Jepang dapat ditemui dengan mudah. Komik hentai hingga film porno bisa diakses dengan mudah.[]