JAKARTA, WB – Pengurus Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia mengultimatum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk segera meminta maaf kepada umat Islam atas pernyataannya yang melecehkan busana muslim (jibab).
“Pengurus Pusat GPII mengutuk dengan keras atas penistaan dan penodaana gama Islam yang dilakukan Ahok dengan, menyamakan jilbab dengan kerudung Nasrani dan Yahudi. Bahkan lebih buruk dari serbet atau taplak meja,” ujar Dedi Hermanto, Wakil Ketua Umum PP GPII di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2016).
Menurut Dedi, terkait penggunaan jilbab atau busana muslim sudah tertuang di dalam Al Quran di surat Al-Ahzab ayat 59. “Allah mengatakan, wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,” papar Dedi mengutip terjemahan ayat tersebut.
Sikap Ahok yang dianggap melecehkan itu telah membuat organisasi kepemudaan tingkat nasional ini berang. “Jelas-jelas ini semacam upaya ingin menghapuskan identitas Islam yang telah diwajibkan oleh Allah. Saya menduga ada misi dan konspirasi jahat dari pelarangan kewajiban siswi muslimah menggunakan jlbab,” tuding Dedi.
Oleh karena itu PP GPII mendesak Ahok untuk segera meminta maaf kepada seluruh umat Islam di Indonesia melalui televisi dan beberapa media nasional lainnya. “Kami beri waktu 2 x 24 Jam,” tegas Dedi.
Bila permintaan tersebut diacuhkan Ahok, PP GPII akan melayangkan surat somasi dan melanjutkan persoalan ini ke jalur hukum.
Dedi juga menyayangkan atas seringnya Ahok berkomentar dengan ikut campur urusan syariah dan akidah agama Islam. “Itu namanya orang stres yang mengurusi sesuatu yang bukan urusannya,” tandas Dedi geram.
Jangan diwajibkan
Sebelumnya, saat memberikan arahan kepada 1.700 kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan pejabat struktural eselon III serta IV di lingkungan Dinas Pendidikan DKI Jakarta di Gedung Yayasan Buddha Tzu Chi, Sabtu (4/6/2016), Ahok melarang sekolah-sekolah negeri memaksa siswinya mengenakan jilbab.
Menurut Ahok, larangan itu sudah pernah ia terapkan saat menjadi Bupati Belitung Timur pada 2006. “Tempat saya itu 93 persen Muslim. Tiba-tiba, semua guru mewajibkan semua muridnya berkerudung. Padahal, kerudung itu kan panggilan iman,” ujar Ahok.
“Anda mengimani kalau kerudung itu sebagai sesuatu yang bisa menyelamatkan Anda, ya silakan, tetapi Anda tidak bisa memaksa semua anak pakai kerudung,” kata dia.
Bagi Ahok, jilbab bukan merupakan lambang dari agama Islam. “Kalau kita mau berdebat, orang Kristen sama Yahudi juga pakai kerudung,” ujarnya.
Ahok mengaku, dirinya melarang sekolah mewajibkan siswinya menggunakan jilbab karena sering kali siswi yang bersangkutan tidak menggunakannya secara serius. Ia pun mencontohkan pengalamannya saat masih menjadi Bupati Belitung Timur.
“(Jilbab) yang dipakainya yang kayak serbet. Malah mungkin lebih bagus serbet di dapur saya. Begitu keluar dari sekolah naik motor bapaknya, langsung dibuka,” ungkapnya.[]