YOGYAKARTA, WB – Pasangan Calon Walikota Yogyakarta, yakni, Garin Nugroho-Rommy Heryanto sepertinya terancam pupus.
Pasalnya, kendaraan politik pasangan tersebut yang diajukan oleh Gerakan Jogja Independen (Joint), mengaku kesulitan dana dan minimnya KTP dukungan. Joint pun mundur mengusung calon melalui jalur nonpartai.
Pengamat sosial dan politik dari Universitas Gadjah Mada, menilai bahwa pembatalan sebagai buruknya strategi yang ditempuh Joint. Gerakan itu dinilai kurang memahami karakteristik dari masyarakat Yogyakarta.
“Karakter orang Yogyakarta berbeda dengan orang Jakarta. Kalau di Jakarta, politik hanya temporer. Sedangkan orang Yogya politik harus sampai masuk di hati,” ujar Derajad Widhyarto, Jumat (22/7/2016).
Ia menilai calon independen yang diusung belum memiliki karakter. Meski ia mengakui sosok Garin Nugroho cukup populer di warga Yogya, namun kurang dekat dengan semua lapisan masyarakat.
“Selain itu, ia kurang memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat Yogyakarta,” kata Drajad.
Seperti diketahui, Joint mendeklarasikan pasangan Garin-Rommy sebagai calon independen, setelah mengkrucutkan 30 nama yang masuk.
Namun sayangnya, hingga Rabu 20 Juli 2016, jumlah KTP dukungan yang terkumpul baru 4.000 lembar. Raihan itu jauh dari syarat minimal, 26.300 KTP. Joint merasa tak bisa memenuhi syarat itu hingga tenggat yang diberikan KPU setempat pada 6 Agustus.
Di lain pihak, Joint juga kerepotan keuangan. Saat ini baru terkumpul sebesar Rp270 juta. Padahal, kata Juru Bicara Joint, Subekhi Ridho, butuh dana hingga Rp1,5 miliar.[]