JAKARTA, WB – Kabar duka menyelimuti Partai Gerindra. Salah satu politisi senior partai itu, Haryanto Taslam, meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan selama satu hari di Rumah Sakit Medistra, Pancoran, Jakarta, Sabtu (14/3/2015) malam.
Jenazah Haryanto rencananya akan disemayamkan di rumah duka di kediamannya yang berada di Jalan Bulu Rindu Blok N Nomor 1, Duren Sawit, Jakarta Timur. Namun, belum dapat dipastikan ke mana nantinya mantan politisi PDI Perjuangan itu akan dikebumikan.
Kondisi kesehatan Haryanto sebelumnya dikabarkan sempat menurun. Ia dilarikan ke RS Medistra, Jumat (13/3/2015) sore, setelah sempat tersedak makanan cair.
Menurut Barep Taslam, putra pertama almarhum, sudah sejak tahun 2008 lalu kondisi kesehatan Barep menurun. Namun, dokter baru memerintahkannya untuk melakukan cuci darah rutin pada Juli 2014. “Cuci darah itu seminggu tiga kali,” ujar Barep.
Haryanto Taslam mengidap penyakit agak langka Myasthenia Gravis. Otot-ototnya ditutupi oleh seluruh imun sehingga sulit bergerak.
“Almarhum memang punya penyakit agak langka yaitu Myasthenia Gravis, kita juga baru mengetahuinya sekitar dua bulan lalu di mana sistem imun (kekebalan tubuh) memblokade seluruh otot. Bahkan yang terakhir menyerang otot tenggorokannya yang membuat susah menelan,” ujar Barep.
Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang menghasilkan kelemahan otot. Istilah Myasthenia adalah bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau serius.
Myasthenia Gravis termasuk salah satu jenis penyakit autoimun. Menurut kamus kedokteran, penyakit autoimun itu sendiri adalah suatu jenis penyakit di mana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri.
Myasthenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tapi yang paling umum terserang adalah otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, batuk dan ekspresi wajah. Bahu, pinggul, leher, otot yang mengontrol gerakan badan serta otot yang membantu pernafasan juga dapat terserang. []