WARTABUANA – Pemerintah Tiongkok merencanakan memindahkan ibukota Beijing ke Kota Tongzhou. Presiden Xi Jingping meminta untuk mempercepat proses pemindahan ibu kota ini.
Beijing sudah menjadi ibukota negara Tiongkok, sejak negara tersebut menyatakan merdeka pada 1 Oktober 1949 lalu. Saat ini, Beijing telah berubah menjadi kota yang padat penduduknya dan dipenuhi oleh kemacetan lalu lintas.
Sebagian kalangan berpendapat pemilihan Kota Tongzhou sebagai ibu kota baru merupakan pilihan tepat. Kota ini terletak di sebelah timur Beijing dan telah memiliki sarana infrastuktur yang lengkap. Tongzhou sendiri terletak tidak begitu jauh dari Beijing, sehingga masih memungkinkan para pelaku bisnis di Beijing untuk tetap berkomunikasi dengan pemerintahan di Tongzhou nantinya.
Pemerintah Tiongkok pun telah mempersiapkan sebuah blue print yang akan menggabungkan kawasan Beijing sebagai pusat bisnis dan Tongzhou sebagai pusat pemerintahan. Namun, untuk merealisasikan ide tersebut diperlukan kajian mendalam dengan waktu yang tidak singkat.
Puluhan ribu pegawai negeri sipil juga diwajibkan ikut. Selain itu, bakal ada pembangunan kampus Universitas Remin yang baru, rumah sakit, serta sekolah dasar dan menengah. Pemindahan tersebut diharapkan bisa mengurangi polusi, kemacetan, dan kepadatan penduduk di Kota Beijing.
“Jika pemerintahan bisa dipindahkan ke Tongzhou, ini tentu saja bisa membuat pengaturan kota menjadi lebih baik,” ujar pengamat Tiongkok di Fangtang Zhang Wuming.
Sejak 65 tahun yang lalu Beijing memang meniru cara kepemimpinan kekaisaran Tiongkok. Yaitu, hidup dan bekerja di pusat kota dekat istana lama kaisar, Kota Terlarang. Itu merupakan kompleks istana pada periode kekaisaran Dinasti Ming dan Dinasti Qing di area kota tua Beijing. Kala itu pembicaraan untuk pindah dari Beijing adalah sesuatu yang tabu. Namun, kini hal tersebut tampaknya tidak berlaku lagi.
Para pengamat menuturkan bahwa perpindahan itu juga merupakan bagian dari kebijakan Presiden Xi Jinping untuk mengotakan negaranya. Selama 1,5 tahun ini pemerintah mengungkapkan ambisinya untuk membuat kluster perkotaan yang berisi 130 juta penduduk, seukuran dengan Kansas, AS.
Rencana relokasi tersebut dinamai Jing-Jin-Ji. Yakni, penggalan dari kata Beijing, Tianjin, dan Ji, nama tradisional untuk Provinsi Hebei yang mengelilingi dua kota itu. Bukan tanpa alasan nama tersebut diambil. Sebab, Tongzhou terletak di daerah pinggiran di timur Beijing dan dekat dengan Hebei. Jika pindah ke Tongzhou, pemerintah bisa fokus mengintegrasikan Beijing, Tianjin, dan Ji atau Hebei. []