JAKARTA, WB – Langkah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri (Ical) yang telah melakukan pemecatan terhadap tiga orang kadernya, dinilai oleh pemerhati dan juga dosen politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh, Pangi Syarwi Chaniago, sebagai langkah yang tidak tepat.
“Keputusan itu jelas memperlihatkan kalau Ical sedang membangun sistem oligarki kepartaian,” ujar Pangi melalui pesan singkatnya yang diterima wartabuana, Sabtu (28/6/2014).
Pemecatan yang dilakukan Ical, menurut Pangi, akan menghembuskan permasalahan di internal partai berlogo pohon beringin tersebut. Itu artinya polemik internal akan mengganggu semangat Golkar didalam mengusung pasangan capres Prabowo dan Hatta Rajasa.
“Tentu saja menghabiskan energi Golkar sehingga tak all out memenangkan Prabowo Hatta. Ical telah memainkan gaya sistem oligarki dalam kepartaian, di mana Ical sebagai elite partai dengan kewenangannya bertindak sebagai penentu,” kata Pangi.
Lebih jauh Pangi, menjelaskan, gaya oligarki kepartaian ini memang ada di setiap partai. Tetapi sikap seperti itu hanya boleh dilakukan ketika ada kader atau pengurus partai yang terlibat masalah hukum seperti korupsi atau asusila. Jika hanya mendukung capres tak perlu harus dipecat.
“Lagi pula mereka mendukung Jokowi JK tak terlepas dari akumulasi kesalahan Ical sendiri yang gagal jadi capres Golkar. Coba misalnya kalau ketua umum Golkar Ical maju capres mungkin mereka akan all out mendukung Golkar,” pungkas Pangi. []