WARTABUANA – Musim politik saat ini, begitu menguatnya politisasi agama yang seolah membuktikan falsafah kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebelumnya mulai tergerus.
Pancasila sebagai nilai dan ideologi bangsa, belakangan ini semakin memudar. Hal tersebut menjadi keprihatinan banyak pihak. Terlebih Indoktrinasi ideologi ala Orde Lama dan Orde Baru yang traumatik membuat penguatan ideologi Pancasila menjadi bagian yang harus dirawat secara bersama oleh seluruh elemen bangsa.
Hal tersebut diungkap Anick HT sebagai koordinator program Komunitas Bela Indonesia, yang begitu khawatir terhadap ancaman pudarnya ideologi pancasila.
Atas dasar upaya menumbuhkan kesadaran peneguhan ideologi Pancasila, Komunitas Bela Indonesia (KBI) dibentuk dan mengadakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila di 25 provinsi.
Sesi kedua kali ini dilaksanakan di Banten dengan sistem rekruitmen peserta yang dibuka secara online di Media Sosial. Terjaring 62 orang yang melakukan registrasi online dan sebagaimana ketentuan panitia seleksi, hanya 40 orang yang dipilih untuk mengikuti pelatihan.
Adapun peserta Pelatihan Juru Bicara Pancasila yang diselenggarakan KBI di Banten bertempat di Hotel Horison Altama Pandeglang, yang berlangsung pada 21 – 24 September 2018 terdiri dari berbagai kalangan seperti Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Penceramah, Guru, Jurnalis dan Aktivis Kemanusiaan. Hadir sebagai Narasumber dalam kegiatan ini adalah Lies Maranoes Natsir sebagai trainer isu, Hatim Ghazali sebagai trainer kepenulisan dan Matahari Timur sebagai trainer Media Sosial.
Komunitas Bela Indonesia juga telah memproduksi buku rujukan utama berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim. Disamping itu, menurut penjelasan Anick, pelatihan ini telah menyiapkan materi, baik isu maupun skill, berupa slide power point maupun dalam bentuk serial video, untuk dimanfaatkan oleh khalayak yang hendak mengadakan pelatihan sejenis atau sebagai bahan rujukan menjadi juru bicara Pancasila.
Pelatihan Juru Bicara Pancasila ini akan mempertemukan kaum muda lintas agama dalam satu kemah bersama untuk merekatkan dan menjembatani anak-anak muda serta generasi milenial dengan latar belakang yang beragam untuk berinteraksi dan memperbincangkan keberagaman.
Selain penguatan isu kebangsaan, mereka juga akan dilatih skill penulisan, berdebat serta manajemen media sosial. Pengelolaan media sosial menjadi point penting dalam pelatihan ini.
“Saya percaya orang baik di negeri ini lebih banyak dari pada orang-orang yang ingin memecah-belah. Kami ingin sebanyak mungkin elemen bangsa ini peduli terhadap keutuhan dan kedamaian negeri ini. Dan setelah peduli, lalu melakukan sesuatu, sekecil apapun. Jika Anda berminat, ikuti informasinya di akun resmi kami: Facebook (Jaringan Komunitas Bela Indonesia), IG & Twitter (@jaringankbi),” papar Anick, di Banten, Sabtu (21/9/2018).
Selain itu KBI juga menyiapkan program lanjutan, agar alumni pelatihan juga melakukan kerja-kerja dan kampanye kebangsaan dalam bentuk aksi nyata sehingga pelatihan ini tak berhenti di ruangan saja, tetapi juga bisa aplikatif di lapangan, bahkan diharapkan mampu menginspirasi orang lain untuk turut menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai.