JAKARTA, WB – Ketua Komisi III, Azis Syamsudin, akhirnya mengesahkan nama-nama Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terpilih dalam voting tahap pertama pemiihan Capim KPK, di ruang sidang Komisi III Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/12/2015) malam.
Dan nama-nama yang lolos adalah yang memiliki suara diatas 28 berdasarkan prinsip 1/2n+ 1 dari total 54 anggota Komisi III. Dan nama-nama yang tidak mencapai 28 suara, secara otimatis dinyatakan gugur. Capim yang lolos akan kembali dipilih untuk mengisi formatur komisioner KPK.
Dan dari total 10 Capim hanya 5 Orang yang terpilih. Mereka adalah Alexander Marwata, Saut Situmorang, Basaria Pandjaitan, Agus Rahardjo, Laode Mohammad Syarief.
Dan setelah dilakukan pengesahkan Formatur Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dari hasil voting, Capim KPK Agus Rahardjo terpilih jadi Ketua KPK dengan perolehan 44 suara, disusul Basaria Pandjaitan sembilan suara, Saut Situmorang satu suara, Alexander Marwata nol dan Laode Mohammad Syarief nol. Keempat Capim ini, secara langsung jadi komisioner KPK.
“Dengan hasil ini, jadi Ketua KPK adalah Agus Rahardjo. Hasil ini akan dibawa ke rapat paripurna,” papar Azis.
Setelah komisi III, mendapatkan lima komisioner KPK yang baru, ternyata kelima komisioner baru tersebut justru tidak dinilai positif oleh banyak kalangan.
“Masa depan pemberantasan korupsi bakal semakin suram,” jelas pegiat Indonesia Cooruption Watch (ICW) Emerson Yuntho.
Emerson menilai, salah satu pimpinan KPK terpilih bahkan berucap saat proses seleksi, akan membawa KPK menjadi lembaga informasi pusat korupsi. kata dia, calon seperti ini yang disukai DPR.
“KPK akan jadi komisi pencegahan korupsi atau setidaknya pusat informasi,” tutur Emerson.
Itu artinya, agenda pemberantasan korupsi akan semakin berat dan besar, kemungkinan RUU KPK akan mulus disahkan DPR.
Sementara itu, pengamat hukum Universitas Andalas Feri Amsari, menilai kalau hasil pilihan tersebut, tak ubahnya lembaga KPK dibuat skenario pelemahan dengan menumpulkan taring KPK.
“KPK yang harusnya membenahi institusi penegak hukum yang dianggap korup, saat ini diisi orang-orang yang berasal dari institusi yang bermasalah,” tutur Feri.
Feri berpandangan, pilihan para anggota DPR ini karena visi misi para Capim terpilih itu cuma yang mengedepankan pencegahan dan membawa KPK tidak galak lagi.[]