DUBAI, WB – Belum lama ini, beredar pesan audio dari Hamzah bin Laden, yang tak lain adalah anak dari pendiri Al Qaeda Osama bin Laden. Hamzah muncul berselang 11 hari sejak peringatan tahun ke-6 kematian Osama. Osama meninggal dunia di Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
Seperti dilansir dari Arab News Rabu (17/5/2017), pesan tersebut tidak membahas tentang peringatan kematian Osama, melainkan memberi saran bagi para ekstremis di barat. Hamza mendorong pengikut Al Qaeda untuk melancarkan serangan sendiri dan menimbulkan kerusakan melebihi apa yang dibayangkan selama ini.
Pesan audio tersebut muncul beberapa hari setelah pesan video Kepala Al Qaeda di Semenanjung Arab Qasim Al Raymi. Dia juga mendorong para pengikutnya melakukan serangan sendiri-sendiri atau yang biasa disebut lone wolf. Pengikuti Al Qaeda di wilayah Semenanjung Arab merupakan yang pertama meluncurkan serangan individu.
Dari pesan Al Qaeda yang dikeluarkan dalam dua tahun terakhir, jelas bahwa mereka berupaya melindungi dan melestarikan warisan Osama. Al Qaeda telah dilemahkan secara finansial dan operasional selama 15 tahun terakhir karena adanya inisiatif global melawan pendanaan teror dan serangan tanpa henti terhadap para pemimpinnya, terutama di Afghanistan, Pakistan dan Yaman.
Pembunuhan Osama memberi pukulan keras terhadap struktur internal organisasi tersebut. Namun ada anggapan bahwa Al Qaeda kini lebih terpusat.
Dalam sebagian besar audio Hamzah, dia menyebut bahwa Ayman Al Zawahiri adalah pewaris sah warisan ayahnya dan semua cabang Al Qaedah harus menghormati itu. Pesan audio Hamza kemungkinan telah mendapat persetujuan Al Zawahiri, yang mengindikasikan bahwa yang pertama masih berada di bawah bayang-bayang yang terakhir. Di sisi lain, ini mengindikasikan bahwa Al Zawahiri tengah menyiapkan Hamzah sebagai pemimpin Al Qaeda berikutnya.
Hamza telah merilis banyak pesan audio sejak 2015. Kebanyakan, dia tampil sangat mirip dengan ayahnya dalam hal isu yang dia hadapi ataupun dari cara berbicara. Hamzah menggunakan dan frase yang sama dengan Osama.
Meski sangat dekat dengan ayahnya, namun kesempatan Hamza menjadi pemimpin Al Qaeda dinilai masih membutuhkan banyak waktu. Pasalnya, masih banyak anggota senior Al Qaeda lainnya sudah mengantre naik ke pucuk pimpinan seandainya Al Zawahiri meninggal.[]