WARTABUANA – Israel meluncurkan satelit penelitian berukuran nano ke luar angkasa, kata Universitas Tel Aviv (TAU) di Israel tengah pada Minggu (21/2).
Satelit mini tersebut, dinamai TAU-SAT1, adalah satelit pertama yang dirancang, dirakit dan diuji di sebuah kampus Israel.
TAU-SAT1 diluncurkan ke orbit pada Sabtu (20/2) malam (waktu Israel) dari fasilitas peluncuran NASA di Virginia, Amerika Serikat.
Satelit nano itu akan mengukur radiasi kosmik di sekitar Bumi, dengan informasi ilmiah akan dikumpulkan di luar angkasa oleh detektor yang dikembangkan di Pusat Penelitian Nuklir Soreq (Soreq Nuclear Research Center/SNRC) Israel.
Data ini akan membantu merancang alat pelindung yang lebih baik bagi astronaut dan sistem antariksa terhadap radiasi luar angkasa yang berasal dari paparan matahari, papar TAU.
Satelit nano tersebut akan mengorbit Bumi dengan kecepatan 27.600 km per jam, dan menyelesaikan satu kali orbit setiap 90 menit.
Dimensi satelit itu hanya 10 x 10 x 30 cm, dan beratnya kurang dari 2,5 kg.
TAU merampungkan pembuatan TAU-SAT1 sekitar empat bulan lalu, kemudian mengirimkannya untuk menjalani uji prapenerbangan di Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
Satelit itu, yang diperkirakan akan aktif selama beberapa bulan, juga akan berfungsi sebagai stasiun pemancar luar angkasa bagi komunitas radio amatir di seluruh dunia. [Xinhua]