SUKOHARJO, WB – Gaya hidup serba impor harus segera disudahi. Faktanya banyak produk lokal yang mampu bersaing dengan produk impor. Semakin tinggi rasa cinta kepada produk lokal, akan berdampak baik terhadap perkembangan ekonomi dan dunia kerja di tanah air.
Untuk itu Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk tidak gengsi membeli produk dalam negeri. Apalagi saat ini banyak industri dalam negeri yang sudah mampu menunjukan taringnya bersaing di pasar dunia.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan perluasan pabrik PT Sri Rejeki Usman Textile (Sritex) Tbk di Sukoharjo, Jumat (21/4/2017). Menurut Jokowi, PT Sritex Tbk mampu memasarkan produknya keseratus negara di dunia. Selain itu, juga dipercaya untuk memproduksi pakaian militer sejumlah negara seperti Jerman, Swedia, Belanda dan negara-negara di Eropa lainnya.
“Kita harus mencintai produk yang diproduksi di dalam negeri. Ini kita kebalik-balik, males beli kalau buatan Indonesia, harusnya bangga kalau ada made in Indonesianya,” kata Jokowi.
Saat ini menurut presiden, pemerintah terus mendorong agar industri-industri dalam negri semakin cepat berkembang dan kuat bersaing di pasar global. Hal itu dilakukan salah satunya dengan memangkas perizinan-perizinan yang menurutnya membelenggu pengusaha untuk mengembangkan sayap bisnisnya.
Dengan industri dalam negri semakin maju, kata dia juga akan berdampak baik terhadap penyerapan tenaga kerja. “Pertarungan kita ini antar nergara, siapa yang mengikuti teknologi, memberikan pelayanan cepat, harga baik, kualitas lebih baik itu yang akan menang. Industri pengolahan, industri jasa adalah strategi kita ke depannya,” tutur Jokowi.
Jokowi mengapresiasi upaya PT Sritex Tbk untuk lebih meningkatkan persaingan dengan dunia internasional. Salah satunya dengan memperluas pabrik sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan.
“Saya tanya, apakah kita kalah dengan tekstil Vietnam? Karena saya dengar tekstil kita kalah oleh Vietnam. Dijawab oleh Pak Iwan (Presdir Sritex), kita tidak kalah. Kita bisa bersaing dengan mereka,” ucap Jokowi.
Untuk itu, sebagai bentuk dukungan kepada perusahaan-perusahaan Indonesia agar bisa bersaing di pasar global, pemerintah terus mengupayakan untuk memberikan kemudahan berusaha. Salah satunya penyederhanaan perizinan yang perlu diakui menjadi momok bagi kebanyakan pengusaha.
“Begitu daya saing kita turun, ya sudah kita akan dilibas oleh produksi dari luar. Oleh sebab itu, pemerintah sekarang ini memotong habis urusan-urusan yang berkaitan dengan perizinan. Saya berikan contoh pembangkit listrik, dulu ada 259 izin. Kalau dimasukkan koper bisa menjadi 10-15 koper. Sekarang kita potong menjadi 56. Tapi itu pun buat saya masih terlalu banyak,” papar Jokowi.
Pemerintah, tambah Jokowi, juga fokus bekerja untuk perbaikan dan pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air. Hal itu untuk mendorong agar produk-produk Indonesia masuk ke pasar ekspor.
Jokowi percaya, bahwa pembangunan infrastruktur adalah hal yang paling dibutuhkan Indonesia saat ini. Hal itu agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. “Infrastruktur ini kita kerjakan habis-habisan untuk daya saing, supaya kita tidak kalah berkompetisi. Tahapan kedua nanti kita akan masuk ke industri pengolahan, tahapan ketiga kita akan masuk ke industri jasa,” ungkap Jokowi.
Jokowi juga berpesan kepada Sritex serta perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) lainnya untuk senantiasa menjaga kualitas produk. Selain itu, inovasi dan penguasaan akan teknologi juga dimintanya untuk terus dilakukan. []