JAKARTA, WB – Kalau kita melihat kebelakang para wanita zaman dahulu saat haid atau menstruasi tiba menggunakan kain handuk (handuk yang tidak terpakai dipotong kecil-kecil). Mungkin, kebiasaan ini bisa menjadi alternatif para wanita masa kini yang terbiasa mengenakan pembalut.
Seperti kita ketahui belum lama ini Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) menemukan adanya pemakaian zat klorin atau pemutih di sebagian besar pembalut dan pantyliner yang beredar di dalam negeri. Bahkan, dari sekian banyak pembalut yang beredar hampir seluruhnya tidak aman dan mengandung racun.
Kalau tidak ada kain handuk bisa juga menggunakan pembalut kain. Benda ini sudah banyak dijual di toko warnanya lucu-lucu dan bahannya nyaman. Bentuknya kain dan kancing fungsinya serupa dengan ‘wings’ yang direkatkan dengan kancing.
Alternatif ketiga, Tampons. Pemakain tampons ini harus dimasukkan ke dalam vagina. Namun, sebagian wanita ragu menggunakan Tampons lantaran takut tidak perawan lagi.
Keempat Cangkir menstruasi. Sayangnya Tampons dan cangkir menstruasi belum dijual di Indonesia. Cangkir ini dapat digunakan untuk menampung darah selama wanita mengalami menstruasi ini bernama Lily.
Cara penggunaan Lily mirip dengan tampon, dengan memasukkannya pada vagina. Dibanding 2 produk pendahulunya: pembalut dan tampon, Lily lebih ramah lingkungan karena bisa digunakan ulang. Lily bisa digunakan hingga 10 jam. Bila sudah penuh, Anda bisa membuang isinya dan mencucinya untuk kemudian digunakan kembali.
Diberitakan sebelumnya YLKI menemukan adanya pemakaian zat klorin atau pemutih di pembalut bermerek yang dijual bebas di Indonesia.
“Penelitian dilakukan pada Desember 2014-Januari 2015 dengan menggunakan sample pembalut dan pantyliner yang kerap digunakan konsumen wanita Indonesia. Penemuan itu diambil dari sampel dari sembilan pembalut dan tujuh pantyliner bermerek cukup ternama di dalam negeri,” jelas Peneliti YLKI Arum Dinta.
Berikut nama-nama pembalut yang mengandung racun setelah diteliti YLKI, diantaranya pembalut merek Charm dengan kandungan klorin sebesar 54,73 ppm (part per million). Selanjutnya pembalut merek Nina Anion mengandung 39,2 ppm. Produk My Lady mengandung 24,44 ppm kadar klorin dan tidak mencantumkan komposisinya. Sementara produk VClass Ultra mempunyai kandungan klori sebesar 17,74 ppm,” tuturnya.
Kemudian produk Kotex mempunyai kandungan klorin sebesar 8,23 ppm. Hers Protex kandungan klorin sebesar 7,93 ppm. Laurier mempunyai kandungan klorin sebesar 7,77 ppm. Softex 7,3 ppm dan Spftness standar jumbo pack juga mempunyai kandungan klorin sebesar 6,05 ppm,” tandasnya.
Arum menjelaskan metode yang dilakukan uji lab yaitu secara spektrofotometri di lab TUV NORD Indonesia yang sudah terakreditasi. Zat klorin sangat berbahaya jika terus menerus bersinggungan langsung dengan tubuh manusia terutama sistem reproduksi wanita.
“Klorin bersifat racun dan bisa menyebabkan iritasi. Klorin biasa digunakan sebagai pemutih pada produksi kertas, pakaian dan sejenisnya,” pungkas dia. []