SURABAYA – Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian, menyebut ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kebangkitan sel-sel teroris saat ini. Padahal sel teroris sudah lama tidur. Kata dia Ada faktor dalam dan luar negeri yang mempengaruhi.
Dia mengatakan terpojoknya ISIS karena serangan dari negara-negara barat, merupakan salah satu faktor pendorong teror dan peledakan bom di Tanah Air dari luar negeri.
“Aksi ini kita duga di tingkat internasional, ISIS ditekan oleh kekuatan barat. Kemudian dalam keadaan terpojok, menyuruh semua sel yang di bawahnya untuk bergerak,” kata Kapolri belum lama ini.
Tito menambahkan, satu keluarga pelaku teror bom ini merupakan sel dari Jamaah Anshar Daulah (JAD) Surabaya. JAD bagian dari ISIS di Indonesia. Kepala keluarga peledak bom kata dia, adalah pimpinan JAD Surabaya.
Sementara, faktor dari dalam negeri terkait dengan pimpinan ISIS di Indonesia, Aman Abdurrahman.
“Karena pimpinan mereka sudah kita lakukan penangkapan,” ujar Tito.
Terkait bahan peledak yang digunakan, Tito merinci bahwa tiga-tiganya menggunakan bom yang diletakkan pada pinggang.
“Ciri-cirinya khas. Karena yang rusak bagian perut. Sementara bagian atas dan bawah pinggang masih. Tapi di tempat itu tidak ada korban,” ujar Tito.
Sedangkan di Ngagel, lanjut dia, pelaku menggunakan bom yang dipangku dengan menggunakan sepeda motor. “Nah, ini kita belum tahu seperti apa,” kata Tito.
Sedangkan yang terakhir, bom yang diledakkan di Jalan Arjuna merupakan bom mobil. Pelaku teror meledakkan bom dengan cara menabrakkan mobil.
“Bom yang diledakkan di Jalan Arjuna ini yang terbesar,” ujar Kapolri.[]