JAKARTA – Salah satu penyebab Indonesia masih ada dan berdaulat hingga saat ini adalah karena seluruh rakyat sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah terbukti mampu mengikat kebhinekaan di Indonesia.
Sudah banyak perseteruan dan rivalitas politik terjadi, bahkan berlangsung sangat panas dalam agenda Pemilu, namun usah pesta demokrasi, semua kembali guyub dan sama-sama membangun bangsa dan negara. Hal itu terjadi karena semua merasa memiliki satu landasan dan satu tujuan.
Bahkan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sudah menganggap bahwa Pancasila itu adalah mukjizat bagi Indonesia yang telah mempersatukan bangsa yang terdiri dari multi etnis, suku, ras dan agama ini.
Semua bangsa di dunia membutuhkan sebuah simbol sebagai pemersatu dan menjadi kebanggaan seluruh rakyatnya. Sejak Indonesia, kita sudah memiliki simbol yang telah teruji sekian puluh tahun , yakni Pancasila.
“Bangsa ini butuh satu simbol yang bisa diterima bersama dan itu adalah Pancasila,” ujar Mahfud di sebuah acara kajian kebangsaan bertema “Hikmah Puasa dan Keadilan Sosial”di Jakarta beberapa hari lalu.
Terkait munculnya kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganti Pancasila dengan paham Khilafah, Mahfud justru merasa heran. Sebab menurutnya, konsep Pancasila sudah sesuai dengan Islam yang mengajarkan persatuan dalam perbedaan dan saling berlomba dalam kebaikan.
“Pancasila itu sudah sesuai dengan ajaran Islam. Mau diubah apalagi?” tegas Mahfud.
Menurut Mahfud, di dalam Al quran tidak ada kewajiban mendirikan negara Islam. Di dalam Al quran hanya ada perintah untuk hidup bernegara dan memiliki kewarganegaraan. Bahkan umat Islam diperintah wajib mencintai tanah airnya.
Bahkan banyak negara mayoritas muslim di Timur Tengah tidak menggunakan konsep khilafah dalam mengelola pemerintahannya. “Lihat saja negara-negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam), meski Islam semua konsep kenegaraannya beda-beda. Itu tidak ada masalah, semua benar menurut pandangan masing-masing,” ujar Mahfud. []