WARTABUANA – Tidak seperti di negara lain, julukan matchmaker atau mak comblang menjadi pekerjaan professional di Arab, dan sangat dibutuhkan oleh banyak orang!
Di Arab, istilah untuk pencari jodoh disebut sebagai Khattaba, dan biasanya merupakan seorang wanita. Tugas Khattaba adalah mempertemukan sepasang pria dan wanita dari sesi perkenalan hingga mencapai persetujuan akhir.
Biasanya, calon pria akan membayar seluruh proses pertemuan ini. Mereka akan mengontak pihak jasa Khattaba melalui website professional, dan pencarian jodoh akan segera dimulai.
Di antara sekian banyaknya jasa mak comblang di Arab, yang terpopuler adalah Umm Mohammad. Selama ini, Umm telah berhasil menelurkan puluhan pasangan suami istri sehingga sangat populer di kalangan pencari jodoh.
“Walaupun kami hidup di masyarakat konservatif, bukan berarti kami tidak mengerti apa keinginan dari orang muda kami,” ujar Umm.
Menurut Umm, dalam setiap prosedur perjodohan, ia akan meminta calon untuk mengisi aplikasi terlebih dahulu. Dari aplikasi tersebut, bisa dilihat seberapa besar potensi kecocokan antara pihak pria dan wanita.
Jika setelah pertemuan telah terjadi kecocokan, langkah berikutnya Umm akan mengikutsertakan pihak keluarga agar bisa segera diproses ke jenjang pernikahan.
Awalnya, Umm mengaku sangat canggung menggunakan teknologi. Untungnya putrinya mau mengajarkan Umm untuk menggunakan internet sehingga ia mulai bisa mempromosikan bisnisnya ini kepada masyarakat luas.
Untuk satu kali jasa perjodohan, Umm menetapkan biaya sebesar Rp 1,7 juta per sesi. Walaupun tidak murah, banyak yang percaya dan mencari jasa perjodohan ini terutama jika sudah berkali-kali gagal menemukan jodoh yang tepat. []