JAKARTA, WB – Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, memberikan 1000 alat bantu dengar kepada penyandang tuna rungu. Pemberian alat bantu dengar tersebut merupakan bentuk janji presiden Joko Widodo (Jokowi) yang perduli terhadap penyandang tuna rungu.
“Sepekan lalu, Presiden Jokowi menyampaikan pada saya untuk melakukan pemberdayaan penyandang disabilitas di pabrik yang manajerial hingga operasional dikelola oleh tuna rungu, ” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat berbuka puasa bersama 1000 tuna rungu di Bumi Pospera Jalan Basuki Rahmat No 2 Cipinang Muara Jakarta Timur, Kamis (2/7/2015).
Khofifah mengatakan, selain pemberian alat bantu, presiden Jokowi juga meminta kepada dirinya untuk menjanjikan pabrik tempat kerja dimana hampir seluruh pekerjanya dari sistem manajerial sampai operasional akan dikelola oleh tuna rungu.
“Jadi Pospera sebelumnya sudah melakukan audensi dengan presiden dan berpesan agar tuna rungu dapat dibuatkan usaha. Atas usul itupun saya sudah koordinasikan dengan menteri tenaga kerja, menteri perindustrian dan juga mentril perdagangan,” urai Khofifah.
Dengan menjalin kerjasama di ketiga instansi kementerian tersebut, Khofifah optimis pelaku usaha yang akan dikelola oleh para tuna rungu itu akan berjalan. Dan nantinya untuk mekanisme prosesnya sendiri akan melalui uji kompetensi dan juga bakat.
“Mereka nantinya akan diuji kompetensinya siapa yang punya bakat di komputer, model pola dan garmen. Menperin juga akan membuka magang buat mereka untuk usaha garmen buat garmen, dan juga pengelolaan biji plastik,” urai Khofifah.
Untuk mewujudkan hal itu, Mensos sendiri telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 Miliar untuk Realisasi Pabrik.
Pemerintah terus melakukan pemberdayaan terhadap para penyandang disabilitas, salah satunya bagi tuna rungu agar mereka bisa bekerja di pabrik dan mendapatkan penghidupan yang layak.
Presiden Jokowi sendiri yakin kalau para penyandang disabilitas itu, jika diberi kesempatan dan ruang untuk berekspresi dipastikan mereka mampu melakukan pekerjaan di pabrik dengan baik, tidak kalah dengan pabrik reguler pada umumnya.
“Kemensos diminta untuk menyiapkan Rp 20 miliar untuk realisasi pabrik yang dikelola para penyandang disabilitas tuna rungu,” tandasnya.[]