JAKARTA, WB – Memperingati Hari lansia internasional, Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indarparawansa menganugerahkan penghargaan kepada para pegiat kesejahteraan sosial lanjut usia (lansia).
Penghargaan diserahkan Khofifah Indar Parawansa pada peringatan Hari Lanjut usia internasional 2016 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Pemberian penghargaan kepada pegiat kesejahteraan sosial lanjut usia ini bertujuan untuk menghargai jasa mereka dalam peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia, untuk memotivasi masyarakat dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia,” ujar Khofifah.
Penghargaan dibagi dalam lima kategori Individu Pejabat Negara, Individu Masyarakat, Keluarga, Kelompok, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).
Untuk kategori Individu Pejabat Negara diberikan kepada Gubernur Daerah Istimewa Aceh Dr Zaini, Gubernur Banten Rano Karno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Bupati Karanganyar Juliyatmono. Kategori Individu Masyarakat diberikan kepada Sutinah (Sulawesi Tenggara), Abdul Satar (Jambi), dan Mulyaningsih (Sumatera Selatan). Kategori Keluarga kepada Apriana M F Patti Kawandun (NTT) dan Moh Syifa.
Sementara Kategori Kelompok diberikan kepada Lumintu pimpinan Slamet Riyadi (Banten) dan Karang Werdha Yudistira (Jawa Timur). Kategori LKS diserahkan kepada Yayasan Hargo Dadali (Jawa Timur), Yayasan Al Aziz (Sulawesi Tenggara) dan Yayasan Panti Jompo Al Huda Syuhada Cot Plieng (DI Aceh).
Penilaian dilakukan tim yang beranggotakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial Prof Dr Haryono Suyono, Staf Khusus Menteri Sosial RI Prof DR Mas`ud, dan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI DR Marjuki.
Khusus kategori Individu Pejabat, pemberian penghargaan tidak dikompetisikan melainkan diberikan terkait tugas dan fungsi dalam kedudukannnya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia.
Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya mengungkapkan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030. Jumlah lansia di Indonesia diperkirakan meningkat dari 18 juta di tahun 2010, menjadi 48 juta pada tahun 2030 dan 80 juta lansia ditahun 2050.
“Realitas tersebut bisa menjadi bonus demografi, tetapi bisa pula menjadi bencana jika mereka tidak diberdayakan. Dalam hal ini tugas negara dan keluarga sangat berat untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi lansia agar mereka dapat hidup bermartabat,” ungkapnya.
Menurutnya, perlu persiapan yang matang sebelum Indonesia masuk dalam struktur penduduk lansia. Strategi yang dilakukan antara lain dengan mempersiapkan generasi muda sebaik mungkin dalam menghadapi masa tuanya sendiri. Selain juga mengembangkan sistem layanan kepada lansia agar mereka dapat diberdayakan sesuai kemampuanya.
“Tempat terbaik lansia adalah berada ditengah-tengah keluarga, bukan diserahkan ke panti. Kesadaran inilah yang perlu ditingkatkan,” imbuhnya.
Acara penganugerahan penghargaan kepada para pegiat upaya kesejahteraan sosial lanjut usia 2016 dirangkai dengan seminar “Strategi Nasional Kelanjutusiaan Menuju Lanjut Usia Indonesia Sejahtera”.[]