JAKARTA, WB – Pemerhati pemilu bersih dari Lembaga Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti menilai bahwa debat putaran kedua yang hanya akan menampilkan ke dua calon presiden, tentunya akan menjadi ujian bagi kedua pasangan capres.
“Setidaknya tentang rasionalitas dan objektivitas visi-misi mereka. Termasuk di dalamnya adalah soal konsistensi dalam mempertahankan apa saja yang akan mereka lakukan jika terpilih kelak,” ujar Ray Rangkuti dalam pesan singkatnya, Sabtu (14/6/2014).
Dibilang menarik oleh Ray, karena pandangan kandidat kedua capres tersebut, memiliki pandangan yang sama yakni pentingnya kemandirian ekonomi bangsa.
“Selain untuk melihat tingkat kemandiriannya, debat ini diharapkan juga sekaligus untuk melihat apakah visi-misi tersebut layak, rasional dan pasti akan dapat diterapkan,” ujarnya.
Visi-misi yang dilontarkan dalam debat, lanjut mantan aktivis 98 ini, dengan sendirinya akan dapat mengungkap visi-misi yang didasarkan pertimbangan objektif dan bukan sekedar semboyan yang bombastis, yang justru berpotensi menggelabui masyarakat.
“Perlu diingat visi-misi capres adalah panduan menjalankan strategi Indonesia 5 tahun ke depan. Visi-misi bombastis untuk sekedar mendapat simpati masyarakat pada hakekatnya adalah pembohongan,” tegas Ray.
Selain adu visi-misi para kandidat capres yang diharapkan akan tampil hangat, pengamat yang kerap tampil berkopiah ini juga mengharapkan kepada moderator untuk tidak hanya berfungsi sebagai pembaca soal semata.
“Moderator sangat penting. Moderator hendaknya tidak hanya sekedar pembaca soal. Tapi juga berfungsi sebagai pengumpan, penjelajah, elaborator dan penguji visi-misi kedua capres,” pungkasnya. []
Comments 7