YANGON, WB – Negara Myanmar mengaku akan menghadiri pertemuan darurat Bangkok, Thailand. Pertemuan tersebut akan membahas krisis migran Muslim Rohingya di Asia Tenggara.
“Atas dasar kemanusiaan, kami siap bekerja sama dengan pemerintah lain untuk menyelesaikan masalah yang sedang berlangsung di kawasan Asia Tenggara,” ujar juru ciara kepresidenan Myanmar, Zaw Htay.
Menurut Htay, keputusan tersebut dibuat setelah surat undangan tiba. Dimana pesan dalam surat tersebut, tidak tersirat Myanmar bertanggung jawab atas gelombang migrasi Muslim Rohingya dari Myanmar.
Htay mengatakan tidak akan menghadiri pertemuan di Bangkok. Ia juga mengatakan Myanmar tidak bertanggung jawab atas ribuan Muslim Rohingya yang lari dari negara bagian Rakhine.
Sementara itu, Menteri Informasi Myanmar Ye Htut mengatakan mereka hanya akan melindungi migran warga Myanmar yang ditemui di lautan dan mengirim mereka kembali pulang.
Perubahan sikap Myanmar, dengan bersedia hadir di Bangkok, lebih disebabkan kian kuatnya tekanan internasional. Namun, Myanmar dipastikan akan punya alasan untuk menarik diri dari pertemuan jika seluruh negara yang hadir di Bangkok menggunakan istilah Muslim Rohingya untuk migran yang lari dari Myanmar.
Muslim Rohingya adalah etnis tak diakui di Myanmar, tidak memiliki status kewarga-negaraan. Mereka disebut pengungsi dari Bangladesh, kendati telah hidup sekian generasi di negara bagian Rakhine.[]