JAKARTA, WB – Anggrota DPR dari komisi VI Refrizal, mempertanyakan keputusan Direktur Utama Semen Indonesia yang seperti “mengacak-acak” struktur organisasi di Group Holding Semen Indonesia.
Hal tersebut diutarakan Refrizal saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI dengan Deputi Kementerian BUMN dan Direksi Semen Indonesia dan Semen Baturaja di Gedung Nusantara 1 DPR RI.
“Sikap Direktur Utama yang mengacak-acak struktur organisasi membuat kegaduhan didaerah, utamanya di lingkungan Semen Padang. Padahal selama ini operasional Semen Padang tidak ada masalah ” tegas politisi asal Sumatera Barat ini.
Pernyataan keras Refrizal ini bukan tanpa dasar, seperti diketahui sudah beberapa bulan ini operasional pabrik Semen Padang terganggu karena isu yang berkembang. Dengan alasan efisiensi, Dirut Semen Indonesia ingin menjadikan Semen Padang hanya sekelas unit produksi yang memiliki kewenangan terbatas sehingga posisi Direktur Utama dan Komisaris Utama dibiarkan kosong selama 9 bulan.
“Saya mendukung efisiensi dilakukan, bahkan saya dukung 1000% tetapi yang terjadi di Semen Padang dan Semen Tonasa dimana ada posisi Direksi yang kosong dengan dalih efisiensi menyebabkan banyak keputusan strategis menjadi terhambat,” katanya.
Refrizal juga menanyakan konsistensi efisiensi yang dilakukan oleh Dirut Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso terkait pembelian areal baru perkantoran Semen Indonesia di Jakarta yang disinyalir menghabiskan dana 300 miliar.
“Apakah sebegitu urgent, Semen Indonesia melakukan pembelian areal perkantoran baru di Jakarta mengingat unit produktif Semen Indonesia bukan di Jakarta, tetapi di Gresik, Tuban dan Padang. Ini menurut saya aneh karena toh selama ini masing-masing perusahaan sudah memiliki kantor perwakilan di Jakarta,” katanya.
Dalam RDP tersebut, komisi VI juga menyinggung integritas dari Dirut Semen Indonesia yang dinilai kurang baik karena memberikan jawaban yang terindikasi bohong.
“Pada RDP tadi kami menanyakan terkait apakah Dirut pernah melakukan kunjungan ke daerah-daerah sebelum memutuskan perubahan struktur? Dan soal pembelian lahan kantor di Jakarta. Dirut tidak jujur dalam menjawab dua hal ini padahal kami punya data-data yang jelas dan rinci,” pungkas Refrizal.