JAKARTA, WB – Delapan orang tahanan KPK mengikuti pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada Rabu (19/4) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 19 Setya budi. Mereka mencoblos dilokasi rumah tahanan (rutan) gedung KPK Jalan HR Rasuna Said kavling C-1 Jakarta.
Terlihat mantan hakim Konstitusi Patrialis Akbar yang ditahan di rutan gedung KPK C-1, yang memberikan suaranya. Patrialis tampak tidak mengenakan rompi tahanan KPK warna oranye saat mencoblos. Ia hanya mengenakan batik hitam dengan corak cokelat.
Kepada awak media, Patrialis tidak menjawab siapa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang dipilihnya.
“Saya memilih satu di antara dua,” kata Patrialis singkat kepada awak media.
Selanjutnya secara berturut-turut yang memberikan suara adalah 7 orang tahanan KPK yang berasal dari rutan KPK di Detasemen Polisi (Denpom) Guntur.
Pertama adalah Direktur Utama PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan monitoring satelit di Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Kedua adalah terdakwa kasus dugaan korupsi proyek pembangunan, pengadaan, serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah olahraga di Hambalang tahun 2010-2012, Andi Zoelkarnaen Mallarangeng alias Choel Mallarangeng.
Ketiga adalah tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan rumah sakit khusus untuk pendidikan tahun anggaran 2009 di Universitas Udayana, Bali, Marisi Matondang. Marisi tidak berkomentar mengenai siapa yang ia coblos.
Keempat “Country Director” PT EK Prima Ekspor (EKP) Indonesia Ramapanicker Rajamohanan Nair yang sudah divonis 3 tahun penjara karena terbukti menyuap pejabat pajak.
Tahanan kelima dari rutan Guntur yang memberikan suaranya adalah mantan anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, yang sudah divonis 7 tahun penjara karena menerima suap dalam pembahasan peraturan daerah tentang reklamasi.
Tahanan keenam adalah karyawan PT Merial Esa, Muhammad Adami Okta, keponakan Fahmi, yang merupakan terdakwa dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan monitoring satelit di Bakamla memberikan suara.
Ketujuh, anggota Komisi V DPR dari fraksi PAN Andi Taufan Tiro, terdakwa kasus dugaan suap proyek di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan suara.
Setelah seluruh tahanan memberikan suara, tujuh tahanan dari Guntur pun kompak berfoto di depan TPS sambil menunjukkan jari tiga, tanda mendukung calon pasangan gubernur dan calon gubernur nomor tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.[]