TEXAS, WB – Pelajar SMA MacArthur, Kota Irving, Texas, Amerika Serikat, Ahmed Mohamed (14), mengaku ingin pindah sekolah.
Niatan itu terlontar paska dirinya ditangkap polisi dengan tuduhan membuat rangkaian bom di sekolah. Setelah dibebaskan pada Selasa (15/9), Ahmed kepada media setempat mengatakan bersyukur mendapat dukungan banyak pihak, termasuk Presiden AS Barack Hussein Obama, CEO Facebook Mark Zuckerberg, hingga capres Hillary Clinton.
Dalam akun Twitter resminya, Presiden Obama mengundang Ahmed ke Gedung Putih di Ibu Kota Washington D.C pada 19 September mendatang. Ahmed, dalam jumpa pers di depan rumahnya, menerima tawaran orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu.
“Saya cukup tersanjung. Semua dukungan ini semoga bisa membantu setiap anak lain di belahan dunia manapun yang mengalami masalah serupa dengan yang saya alami,” kata Ahmed seperti dilansir the Verge,
Ahmed pun kini merasa tidak nyaman bertahan di SMA MacArthur. Dia berniat pindah sekolah secepatnya, tetapi belum dijelaskan apakah lokasinya di kota lain.
Ayah Ahmed, Mohamed El Hassan (54), kecewa dengan perlakuan yang menimpa putranya. Imigran asal Sudan ini mengaku sudah tinggal 30 tahun di AS. Ahmed, kata sang bapak, adalaha bocah pintar yang sehari-hari bisa memperbaiki nyaris semua barang elektronik di rumahnya. Pelajar itu bercita-cita masuk kampus teknik MIT.
“Cara mereka menahan anak saya sangat tidak mencerminkan semangat Amerika,” kata Hassan.
Kepala Kepolisian Irving, Larry Boyd, berkukuh pihaknya tidak melakukan diskriminasi. Dia mengatakan bila pihak sekolah merasa ada ancaman, pihaknya bisa ikut serta melakukan penyelidikan, termasuk memborgol tersangka. Saat ditanya apakah prosedur penahanan yang berlebihan itu akan dilakukan kepada anak kulit putih, Boyd mengelak.
“Pokoknya anda tidak bisa membawa benda mencurigakan ke sekolah,” tandasnya.
Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) menilai tindakan sekolah dan Kepolisian Irving adalah wujud nyata Islamofobia yang masih membekas di Negeri Paman Sam usai tragedi serangan 11 September 2001. “Seandainya nama bocah itu bukan Mohamed, tidak akan ada kecurigaan dari siapapun tentang alat buatannya,” kata Anggota Dewan Pengurus CAIR, Alia Salem.
Diberitakan sebelumnya, orang yang melaporkan Ahmed adalah guru Bahasa Inggris di SMA MacArthur. Dia curiga melihat bocah ini membawa koper yang di dalamnya ada rangkaian benda elektronik. Ketika informasi itu sampai pada kepala sekolah, Ahmed dilaporkan ke polisi. Senin (14/9) sore waktu setempat, Ahmed dicokok polisi dari sekolah dengan cara diborgol.
Penangkapan Ahmed memicu kemarahan warga AS. Muncul tanda pagar #IStandWithAhmed sebagai wujud solidaritas atas penangkapan yang tidak berdasar itu. Dalam 24 jam terakhir, tagar itu telah dicuitkan ulang (retweet) lebih dari 600 ribu orang dari seluruh dunia.
Presiden AS Barack Hussein Obama ikut mencuitkan dukungan buat Ahmed. “Ahmed, Jam
yang kau bikin keren. Mau membawanya ke Gedung Putih? Kita butuh lebih banyak remaja sepertimu untuk menginspirasi perkembangan sains,” tulis Obama lewat akun Twitter pribadinya.[]