YOGYAKARTA, WB – Sebanyak 1800 perempuan berkebaya dan bersanggul tekuk khas Yogyakarta akan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 23 April 2015 mendatang. Kegiatan tersebut diprakarsai Perkumpulan perias pengantin tradisional khas Yogyakarta Tiara Kusuma.
“Jumlah itu akan memecahkan rekor sebelumnya sebanyak 1.500 sanggul tekuk khas Bali yang sudah digelar beberapa waktu lalu. Kegiatan itu untuk melestarikan budaya bangsa,” kata Ketua DPD Tiara Kusuma DIY KRAy SM Anglingkusumo di Yogyakarta, Senin (13/4/2105).
Siapa saja boleh berpartisipasi pada acara pemecahan rekor yang akan digelar di Sahid Rich Hotel Yogyakarta, 23 April 2015. Acara tersebut juga didukung GKR Hemas dan Viva Cosmetics.
Para peserta wajib mengenakan kebaya yang menunjukkan khas Yogyakarta. Salah satu ciri khas yang harus ada pada kebaya khas Yogyakarta adalah menggunakan bahan kain tertutup dan tidak transparan.
“Boleh saja menggunakan kain broklat yang transparan, tetapi harus diberi lapisan sehingga kulit tubuhnya tidak kelihatan,” ujar Anglingkusumo.
Sanggul tekuk khas Yogyakarta memiliki ciri bagian tengahnya “ngirung”, agak menonjol seperti garis hidung. Di bagian bawahnya terbelah dan ada “lungsen” atau sedikit rambut untuk melekatkan sanggul di kepala.
“Ciri itu yang membedakan sanggul tekuk khas Yogyakarta dengan sanggul daerah lain,” kata Anglingkusumo.
General Manager Sahid Rich Hotel Yogyakarta Herdiyanto mengatakan selain pemecahan rekor MURI, juga akan digelar lomba Puteri Kebaya 2015. Siapa pun, mulai dari remaja puteri hingga dewasa boleh mengikutinya. []