JAKARTA, WB – Merayakan hari jadinya yang ke – 70 tahun, TNI banyak mendapat berbagai sorotan, baik itu dari sisi kinerja individu jajaran TNI yang masih banyak menuai kritik, maupun juga dari kelengkapan persenjataan alutsistanya yang dinilai masih jauh dari kata mumpuni. Usia 70 tahun setidaknya waktu yang lebih dari cukup untuk dijadikan momentum dan refleksi diri sebagai pemecut semangat TNI.
“Usia 70 tahun, harus menjadi momentum refleksi sekaligus sebagai pembangkit semangat prajurit. Apalagi saat ini Presiden Jokowi mencanangkan Indonesia sebagai Poros maritim dunia,” ujar Pengamat militer dan juga intelijen, Kertopati Susaningtyas, kepada wartabuana.com, Senin (5/10/2015).
Sebagai negara yang akan fokus terhadap poros maritim dunia, wanita yang kerap disapa Nuning ini mengaku, dibutuhkan perhatian dari penguatan personel serta alutsista ke-3 matra TNI, dan utamanya adalah TNI AL. Poros maritim akan menjadi beban AL, mengingat eskalasi ancaman yang ternyata terus mengalami peningkatan.
“Ancaman terbesar keamanan yang ada diwilayah Asia Tenggara saat ini adalah memanasnya konflik laut China Selatan. Dimana akan melibatkan beberapa kawasan Asean seperti Filipina, Malaysia,Thailand, dan juga Vietnam,” ujarnya.
Jalur tersebut ditambahkan Nuning, merupakan salah satu jalur tersibuk yang tidak hanya digunakan oleh negara wilayah, tetapi juga digunakan oleh negara diluar wilayah. Maka itu, wanita yang pernah bekerja di komisi 1 DPR-RI ini menilai Indonesia lewat TNI memegang peran penting didalam membangun kestabilan serta keamanan regional guna membangun, memelihara serta menjaga keseimbangan kekuatan dari luar wilayah.
“Masalah lainnya yang juga menjadi perhatian TNI selain kejahatan lintas negara (transnational crime), adalah pengawasan isu keamanan terhadap zona perbatasan, yang kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai gerbang kegiatan illegal seperti perampokan dan pembajakan,” kata Nuning.
Pengamat yang gemar menulis ini menambahkan, Indonesia untuk menuju poros maritim dunia, jelas harus memiliki pertahanan maritim dunia. Mengingat nantinya Indonesia akan memiliki banyak pelabuhan internasional, untuk menjadi pangkalan kapal-kapal asing.
“Jadi jelas alutsista harus ditingkatkan, baik kualitas dan juga kwantitas. Yang jelas untuk mencapai hal itu, kita bisa andalkan kemampuan produk ciptaan dalam negeri, sehingga kedepan 70 persen produksi yang digunakan hasil karya anak bangsa,” harapnya.[]