YOGYAKARTA,WB – Ahli iklim dan lingkungan dari Universitas Gajah Mada Emilya Nurjani mengatakan, fenomena Equinox yang akan muncul di bumi nusantara pada 21 Maret 2017, adalah salah satu fenomena astronomi, di mana matahari melintasi garis khatulistiwa dan hanya terjadi dua kali dalam satu tahun.
Fenomena itu kata dia, akan terjadi pekan depan dan tak berbahaya. Masyarakat tak perlu khawatir dan cemas pada peristiwa alam itu.
“Equinox adalah fenomena iklim normal. Bukan gelombang panas seperti yang ada di Afrika yang meresahkan,” kata Emilya Nurjani melalui siaran pers di Yogyakarta, Jumat (17/3/2017).
Walau akan meningkatkan suhu udara di Indonesia, Emy memperkirakan suhu udara tidak akan naik secara drastis. Suhu tetap dalam batas normal yakni 26-36 derajat Celcius. Masyarakat diimbau tenang dan mengantisipasi adanya kenaikan suhu agar tidak berdampak pada kesehatan.
“Saat equinox suhu maksimal antara 33-34 derajat Celcius. Suhu tertinggi yang pernah ada saat equinox adalah 36 derajat Celsius di Jawa Timur tahun lalu,” beber Emilya.
Equinox merupakan kondisi saat matahari berada persis diatas garis khatulistiwa. Saat fenomena ini terjadi durasi siang dan malam di wilayah khatulistiwa sama, yakni 12 jam. Akibatnya akan terjadi peningkatan suhu. Fenomena ini terjadi di Indonesia dua kali setahun yakni, 21 Maret dan 23 September.[]