JAKARTA, WB – Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menghawatirkan kalau Indonesia hanya akan menjadi tempat pembuangan “limbah” produk-produk asing.
Daeng menambahkan, Indonesia akan menjadi tempat asing memproduk barang-barang mereka, dan kemudian di jual kepada rakyat Indonesia, yang berjumlah 250 juta. Sengaja rakyat dibuat “bodoh”, dan dibiarkan malarat, supaya mereka tidak berdaya diperbudak.
“Jokowi sudah mengeluarkan paket berjilid-jilid, seperti komik, tapi tak pernah terlihat dampaknya langsung kepada rakyat. Rakyat tetap melarat, dan terpinggirkan,” ujar Daeng, Selasa (10/11/2015).
Daeng melanjutkan, membangun jalan tol, pelabuhan, dan kereta api, sejatinya hanya untuk memudahkan penjajah asing, memindahkan dan mengangkut hasil bumi Indonesia ke negara mereka. Persis di zaman Belanda, yang membangun jalan dari Anyer-Panarukan. Sepanjang 1000 kilometer. Ribuan rakyat mati oleh kekejaman Belanda, saat membangun jalan.
“Paket kebijakan ekonomi jilid 6” dikeluarkan Presiden Jokowi tidak lain adalah upaya mengobral untuk habis kekayaan alam Indonesia dan pasar Indonesia kepada modal asing, melalui kawasan ekonomi khusus (KEK), liberalisasi impor bahan baku obat dan privatisasi air,” ujarnya.
Masih kata Daeng, pemerintahan Jokowi seperti bingung dan kehilangan pegangan, Trisakti. Paket Jilid 6 yang memberikan kemudahan dalam impor bahan baku obat, ujar Daeng adalah tindakan gila.
“Kita mendesak agar diselidiki dugaan adanya konspirasi antara Pemerintahan Jokowi dengan mafia obat. Kebijakan farmasi dalam paket kebijakan ekonomi itu akan mematikan industri farmasi dalam negeri,” tudingnya.[]