JAKARTA, WB – Pengamat politik dan ekonomi, Ichsanuddin Noorsy mencatat bahwa PDIP selama sepuluh tahun telah menjadi oposisi bagi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), akan lebih baik daripada saat ini menjadi penyokong partai penguasa. PDIP yang menjadi oposisi kata Noorsy mempunyai kedudukan yang terhormat.
“Secara kelembagaan PDIP sangat terhormat saat menjadi oposisi. Saat berkuasa, PDIP malah dipermalukan oleh kadernya yang kini jadi presiden,” papar Noorsy, Rabu (1/4/2015).
Maksud dari kata dipermalukan disini kata Noorsy adalah Jokowi selalu mengklaim setiap kebijakan yang diambil berdasarkan Nawacita, namun sayangnya dalam praktiknya malah memaksa rakyat untuk patuh kepada mekanisme pasar bebas.
Noorsy menyayangkan PDIP sebagai partai pengusung utama Presiden Jokowi justru hanya memegang bayang-bayang kekuasaan. Sebab, pengarah kebijakan pemerintah justru dari pemilik modal.
“Yang riil pegang kekuasaan itu adalah pedagang dan pengelola bahan bakar minyak di Petral dan Kementerian ESDM,” paparnya.
Noorsy juga menuding kalau era Jokowi tidak lebih baik dibandingkan era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Tapi SBY boneka yang pintar sehingga sepuluh tahun berkuasa mampu menggiring bangsa ini ke arah yang bermartabat,” tandas Noorsy.[]