SURABAYA, WB – Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera menginfokan telah terjadoi baku tembak terjadi antara anggota Densus 88 dengan kelompok teroris di Jalan Sikatan, Tandes, Surabaya.
“Pelaku melawan petugas sehingga dilakukan penindakan. Seorang laki-laki usia 39-41 tahun,” tutur Frans Barung dalam keterangan persnya.
Seperti diketahui, bom mengguncang Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, dalam dua hari. Tiga gereja menjadi sasaran pertama pada Minggu (13/5/2018) pagi. Semuanya adalah bom bunuh diri. Korban pun berjatuhan.
Ketiga gereja adalah Gereja St. Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro di Jalan Diponegoro, dan GKI Wonokromo di Jalan Arjuno. Ketika gereja itu meledak, durasinya hanya berselang belasan menit saja.
Mereka yang melakukan aksi itu diketahui satu keluarga. Dita Oepriarto bersama istrinya Puji Kuswati melibatkan empat anaknya, yakni F (12), P (9), Y (18), dan F (16). Semuanya tewas.
Selain tiga gereja itu, bom tiba-tiba meledak di Rusun Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Tiga orang tewas adalah Anton Febrianto (47), Puspita Sari 47 tahun (istri Anton) dan L 17 tahun (anak pertama Anton). Tiga yang terluka A 15 tahun (anak kedua Anton), F 11 tahun (anak ketiga Anton) dan G 11 tahun (anak keempat Anton).
Sehari kemudian, bom bunuh diri terjadi di pintu pemeriksaan Mapolrestabes Surabaya. Diketahui pelaku pasangan suami istri, Tri Mulyono (50) dan Tri Ernawati (43). Mereka juga mengorbankan tiga anaknya.
Seorang anak Tri, AIS (8) selamat. Dia terlempar ketika bom itu meledak. Saat kejadian Tri menumpangi motor Honda Supra 125 CC warna merah kombinasi hitam dengan nomor polisi L 5539 G. Motor Honda Vario bernopol L 6629 NF menyusul di belakang. Motor tersebut dikendarai DA (18) dan DS (14). Keduanya anak laki-laki Tri.
Keempatnya tewas. Sedangkan, AIS dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara guna menjalani perawatan. Dia diselamatkan oleh Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya, AKBP Roni Faisal . []