JAKARTA, WB – Tewasnya seorang warga saat bentrok antara mahasiwa dan polisi ketika terjadi unjuk rasakenaikan BBM di di Makassar mendapat reaksi keras. Ketua DPP PAN Saleh Daulay meminta Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman segera mengusut tuntas kasus tersebut.
Desakan itu lantara ada ada dugaan, korban tewas akibat tertabrak mobil water canon petugas saat menghalau mahasiswa agar masuk ke Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Kamis 927/11/0214) malam ini.
Menurut Saleh, hal tersebut sangat penting dilakukan mengingat negara menjamin kebebasan warga negara untuk menyampaikan pendapatnya.
“Perlu diselediki penyebab tewasnya demonstran. Apakah ini murni kecelakaan atau ada unsur kesengajaan. Bila perlu, pihak kepolisian juga melibatkan penyidik independen. Mungkin bisa dari kompolnas,” kata Saleh ketika dikonfirmasi, Kamis (27/11/2014).
Saleh mengungkapkan kejadian seperti itu dinilai tidak semestinya terjadi. Pasalnya, motto polisi adalah pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat. Dengan kejadian ini, motto tersebut seakan-akan sengaja dilupakan.
“Mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat itu ya mestinya dalam segala situasi. Termasuk tentunya dalam mengamankan demonstrasi,” tuturnya.
Korban tewas itu adalah Muhammad Ari (20). Dia tewas tertabrak mobil water canon polisi yang maju ke arah kerumunan mahasiswa dan warga guna membubarkan perlawanan mahasiswa dengan semprotan air.
Unjuk rasa yang berlangsung sejak sore tadi, berakhir dengan aksi saling lempar batu antara mahasiswa dibantu warga melawan polisi dibantu PNS Pemprov Sulsel.
Menurut Fatmawati (30), kakak korban, setiap hari adiknya itu mencari nafkah dengan menjadi tukang parkir di depan kampus Bosowa 45 Makassar. []