JAKARTA, WB – Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GiB), Adhie Massardi, menganggap Pemilu 9 April 2014 gagal demi hukum dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus ikut bertanggungjawab atas kegagalan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menyelenggarakan pemilu.
“Pemilu ini sudah gagal demi hukum. Dan apakah harus diulang ? Jika ya, maka dengan catatan, KPU dari pusat dan daerah harus diganti,” kata Adhie dalam diskusi Pemilu 2014, yang digelar oleh lembaga Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH) bertajuk `Pantaskah Menjadi Landasan Legitimasi Kekuasaan` di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Selasa (6/5/2014).
Menurut Adhie, carut-marutnya proses pemilihan pada tahun ini, jelas telah mencoreng dunia politik. Sebab dibalik tercorengnya dunia politik di tanah air, para politisi sudah dibentuk, bukan lagi dari sisi sosial, melainkan pada penyokong finansial dan pencitraan.
Bekas juru bicara Presiden Gusdur ini juga menyatakan bahwa politik pencitraan bahkan sudah berakar dari Pemilihan 2004 yang mengangkat SBY menjadi Presiden.
“Politik Indonesia sejak 2004 diguncang oleh politik pencitraan dan finansial. Politik ini mengubah modal sosial menjadi modal finansial. Sehingga orang kayak Amien Rais, Megawati yang punya modal sosial, menjadi kandas,” kata Adhie.
Potensi Anarkis
Sementara itu, dilokasi yang sama, pemerhati demokrasi dari Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH), Hatta Taliwang berpendapat, jika komisi pemilahan umum (KPU), tidak mampu menyelesaikan tugasnya didalam menyampaikan hasil penghitungan suara Nasional pada tanggal 9 Mei 2014 nanti, maka dikhawatirkan akan menimbulkan banyak kekecewaan dan memungkinkan terjadi kekisruhan.
“Mungkin akan terjadi kekisruhan. Tapi saya harap anarkis itu tidak terjadi. Kita akan ajak kumpulkan semual elemen seperti kepolisian, aktivis, akademisi dan juga wartawan, untuk melakukan mufakat agar tidak terjadi anarkis,” ujar Hatta.
Yang menjadi kekhawatiran kata Hatta adalah, sampai saat ini saja, penghitungan suara Nasional di KPU masih jauh dari selesai. Itu artinya akan mempengaruhi ketetapan waktu pada pemilihan presiden.
“Pastinya akan berpengaruh pada jadual pilpres. Jadi nanti kita lihat dulu pada tanggal 9 Mei nanti bagaimana hasilnya,” pungkas Hatta. []
Comments 7