WARTABUANA – Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin memberikan apresiasi atas keberhasilan pemerintah memacu pemulihan ekonomi sehingga mampu keluar dari jebakan resesi dan tekanan pandemi.
Apresiasi itu diberikan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 telah berada pada zona positif yaitu 7,07 persen (yoy).
“Kita patut syukuri karena melalui kerja keras bersama antara pemerintah, DPR, industri, dan masyarakat, akhirnya kita bisa keluar dari resesi ekonomi. Bahkan capaian pertumbuhan pada kuartal ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2004 lalu,” ujar Puteri melalui press release yang diterima redaksi, Kamis (5/8/2021).
Menurut politisi Partai Golkar ini, keberhasilan itu tak hanya karena efek basis yang rendah (low base effect), tetapi memang kondisi ekonomi yang tengah menuju arah pembalikan seiring dukungan stimulus pemulihan ekonomi dan upaya pengendalian pandemi.
Lebih lanjut, Ketua Bidang Kemitraan Perbankan dan Pasar Modal SOKSI ini memaparkan, sinyal positif perbaikan kinerja perekonomian ini tercermin dari sejumlah indikator. Diantaranya, Indeks Keyakinan Konsumen yang berada pada level optimis dengan skor 107,4 pada Juni 2021.
Aktivitas manufaktur juga berada pada zona ekspansi ditunjukkan dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di level 53,5 pada Juni lalu. Termasuk konsumsi listrik bagi industri dan bisnis yang tumbuh positif masing-masing 26,1 persen (yoy) dan 14,5 persen (yoy) pada bulan lalu.
“Stimulus yang digelontorkan KPC-PEN nyatanya berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi kuartal ini. Misalnya, insentif relaksasi PPnBM untuk Kendaraan Bermotor yang bekerja luar biasa untuk mendorong konsumsi masyarakat,” jela s Puteri.
Hasilnya, menurut putri kandung politisi senior Ade Komarudin ini, BPS mencatat pertumbuhan kinerja industri alat angkut sebesar 45,70 persen yang turut berkontribusi pada perbaikan sektor industri pengolahan. “Dimana, sektor ini masih menjadi tumpuan bagi perekonomian kita,” tegasnya.
Puteri memaparkan lebih lanjut, BPS mencatat seluruh sektor ekonomi telah tumbuh positif pada kuartal II-2021. Tak terkecuali sektor akomodasi, makanan, dan minuman, serta sektor transportasi yang tumbuh tinggi masing-masing sebesar 21,58 persen (yoy) dan 25,10 persen (yoy).
Relaksasi kebijakan pembatasan aktivitas menurut Puteri turut memberikan andil bagi pemulihan kedua sektor ini. “Meskipun demikian, ke depan kita tetap perlu waspadai dampak dari relaksasi terhadap angka penularan kasus. Apalagi sekarang kita dihadapkan dengan adanya gelombang kedua kenaikan kasus yang juga memicu kembali diterapkannya kebijakan pengetatan pembatasan mobilitas,” katanya.
Puteri mengingatkan pemerintah, ke depan nanti tentu akan penuh tantangan terutama dampak dari PPKM yang akan tercermin pada kuartal III. Untuk mengatasinya, maka kita perlu optimalkan serapan anggaran PEN yang juga meningkat menjadi sebesar Rp744,75 triliun, guna menjaga daya beli masyarakat, memacu pemulihan dunia usaha, serta mendukung percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk mencapai herd immunity.[]