WARTABUANA – Dalam sesi wawancara majalah Science of Us, seorang remaja wanita berusia 17 tahun mengaku jatuh cinta kepada ayahnya sendiri – dan mereka tengah merencanakan pernikahan.
Memilih untuk merahasiakan identitasnya, si gadis sejak usia 5 tahun tidak pernah melihat lagi sosok ayahnya. Ayah dan ibunya berkencan saat masih SMA, dan hubungan mereka semakin memburuk hingga akhirnya bercerai.
Sejak saat itu ia tidak pernah melihat sosok ayahnya lagi karena sang Ibu selalu menjegal pertemuan mereka. Walaupun Ayahnya tinggal tidak jauh dari kota mereka, si gadis hidup dalam kontrol Ibu nya.
Pertemuan mereka baru terjadi ketika si gadis berusia 17 tahun dan ia baru diperbolehkan membuka akun Facebook oleh Ibunya. Ia mendapat permintaan pertemanan dari seorang pria, dan ternyata sosok tersebut adalah ayahnya.
“Memulai komunikasi lewat percakapan online, saya langsung merasa koneksi kuat karena kami memiliki banyak hobi yang sama. Kami suka dengan acara televisi yang sama, hingga hobi menggambar,” ujarnya.
Semakin dekat satu sama lain, akhirnya ayah anak ini bertemu di sebuah restoran. Bahkan saat pertama kali melihat ayahnya, si gadis sudah “jatuh cinta” karena merasa ayahnya berwajah tampan.
Hal ini semakin memburuk ketika si gadis menginap di rumah ayahnya selama satu minggu. Beberapa kali tidur bersama, mereka akhirnya mulai melakukan hubungan seksual. Padahal, saat itu ayahnya memiliki seorang pacar yang tinggal satu rumah.
Tidak merasa hal ini sebagai sesuatu yang abnormal, si gadis justru menganggap sosok ayahnya sama dengan pria asing yang kebetulan bertemu di internet dan saling jatuh cinta. Mereka meneruskan hubungan incest ini hingga si gadis minta dinikahi ayahnya sendiri.
“Hubungan incest sudah dilakukan sejak jaman dulu. Kami tidak bisa menentukan dengan siapa kami jatuh cinta. Sejak dulu saya tidak pernah pacaran karena menunggu sosok pria yang tepat – dan itu adalah ayah saya,” ujarnya.
Menurut ahli psikologi yang menangani masalah ayah-anak ini, kondisi ini bisa disebabkan karena sejak kecil si gadis tidak memiliki figur ayah dan merasa ayahnya sebagai sosok asing. Ditambah lagi, sejak bangku SMP si gadis sering di-bully oleh teman sebaya karena sangat gemuk, sehingga ia tidak banyak bergaul dengan remaja laki-laki sebaya.
Kini si gadis mengaku tengah merencanakan pernikahan mereka, walaupun ia berencana untuk menyembunyikan kenyataan ini dari ibu nya. Setelah sah menikah, mereka juga berencana untuk memulai keluarga dan memiliki anak.
“Saya tidak percaya teori yang mengatakan anak dari hubungan incest akan berakhir cacat. Selalu ada kemungkinan bagi setiap bayi untuk lahir dengan sempurna, tidak tergantung dari orang tua mereka,” ujarnya.[]