JAKARTA, WB – Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ribka Tjiptaning Proletariyati menegaskan bahwa, munculnya kecaman dari masyarakat di jejaring sosial yang tidak menghendaki dirinya untuk maju sebagai calon menteri Kesehatan (menkes) merupakan hal yang lumrah dan wajar.
“Pro-kontra itu biasa, apalagi kalau yang maju seorang Ribka Tjiptaning, dan itu terkait kabinet pula. Itu menurut saya hal yang wajar,” ujar wanita yang juga ketua komisi IX DPR-RI ini saat dijumpai di Hotel Acacia, Rabu (6/8/2014).
Ribka mengetahui kalau dirinya menjadi pembicaraan hangat di jejaring sosial di masyarakat, diketahui setelah dirinya memperoleh poin tertinggi untuk menjadi kandidat Menkes yang dilakukan disitus www.kabinetrakyat.org.
Dalam pembicaraan jejaring sosial itu, diangkat opini kalau seorang Ripka hanya titelnya saja yang dokter namun tidak pernah melakukan praktek sebagai dokter.
“Saya informasikan, sebelum di DPR itu saya pernah praktek sebagai dokter, saya keliling malah sambil praktek. Saya pernah praktek di RS Bakti Sosial. Dan saat terpilih sebagai DPR, baru profesi dokter saya tinggalkan. Saya juga punya klinik, tapi sekarang ditutup dulu supaya nanti kliniknya bisa juga menerima program BPJS juga,” ujarnya.
Lebih jauh Ribka menjelaskan, jika berbicara soal layanan kesehatan diakui dirinya cukup kompleks seperti benang kusut. Bahkan jika dirinya harus melakukan persentasi terkait masalah kesehatan, maka tiga hari tiga malam katanya tidak akan tuntas. []