JAKARTA, WB – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan Rp385 milyar untuk musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang kian meluas. Dana ini digunakan untuk sewa dan operasional pesawat dan helikopter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan hotspot satelit Modis (Terra dan Aqua) Sabtu menunjukan ada 291 hotspot di Sumatera yaitu Bengkulu 7, Jambi 87. Begitu juga pemadaman di darat juga terus dilakukan oleh BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, MPA dan masyarakat.
“Sementara Sumatera Selatan 130, Riau 47, Lampung 16, Sumut 3, dan Sumatera Barat 1. Sedangkan di Kalimantan terdapat 231 hotspot,” papar Sutopo kepada Wartabuana.com, Jakarta, Minggu (30/8/2015).
“Asap menyebar luas di Sumatera ut, Sumbar, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Asap di Sumatera Utara dan Sumatera Barat sebagian besar berasal dari Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan yang terbawa angin ke Utara-Timur Laut. Sebagian besar kualitas udara tidak sehat,” ujarnya menambahkan.
Lebih jauh Sutopo menuturkan jarak pandang Pontianak 1.500 meter, Pekanbaru 1.500 meter, Rengan 3 km, Pelalawan 2 km, Jambi 1.500 meter. Sehingga peristiwa ini menyebabkan 218 SD dan 170 SMP-SMA di Kota Jambi diliburkan karena kualitas udara memburuk.
“Dalam penanganan karhutla, sesuai instruksi Presiden Jokowi pada November 2014 dan diulang lagi pada Januari 2015, bahwa penanggung jawab pengendalian karhutla adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Gubernur dan Bupati/Walikota bertanggung jawab di daerah masing-masing,” terang dia.
Dikatakan Sutopo BNPB terus mendukung upaya penggulangan bencana asap dengan mengerahkan tiga pesawat terbang untuk hujan buatan di Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat. Selain itu, BNPB mengerahkan 13 helikopter pemboman air. Dari 13 helipoter tersebut tersebar di Riau tiga heli, Sumatera Selatan dua heli, Kalimantan Barat dua heli, Kalimantan Tengah dua heli.
“Jambi dua heli dan Kalimantan Selatan satu heli. Setiap hari helikopter menjatuhkan ribuan liter air dari udara. Ratusan ton garam juga sudah disebarkan di awan-awan potensial sejak Juni 2015 hingga sekarang,” tutup dia. []
