JAKARTA, WB – Di sela-sela penyampaian pidato kenegaraan di depan Sidang Paripurna DPR/DPD, di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2104), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia.
“Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjadi presiden Indonesia. Saya adalah anak orang biasa dan anak biasa dari Pacitan, yang kemudian menjadi tentara, menteri, dan kemudian dipilih sejarah untuk memimpin bangsa Indonesia,” ujar SBY.
Selama menjabat sebagai presiden, SBY telah 10 kali menyampaikan pidato kenegaraan setiap menyambut hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. Di saat pidato terakhir ini, SBY mengenakan jas hitam dan kopiah hitam plus dua ajudan berdiri tegap di belakangnya.
“Menjadi presiden dalam landskap politik dimana semua pemimpin mempunyai mandat sendiri, dalam demokrasi 240 juta, adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya,” ungkapnya.
SBY menambahkan, Yudhoyono adalah anak sederhana dari Pacitan, Jawa Timur, itu juga manusia biasa yang tidak luput dari alpa dan salah. Mengingat hal itulah, dia berkata pula, “Tentunya dalam 10 tahun, saya banyak membuat kesalahan dan kekhilafan, dalam melaksanakan tugas,” paparnya.
Sebelum mengakhiri pidatonya, tak lupa SBY menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. “Dari lubuk hati yang terdalam, saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan itu. Meskipun saya ingin selalu berbuat yang terbaik, tetaplah saya manusia biasa,” katanya. []