JAKARTA, WB – Dalam pidatonya pada hari lahirnya Pancasila beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo menyebut Blitar sebagai kota kelahiran Presiden Pertama Soekarno. Pernyataan ini banyak diperdebatkan kalangan masyarakat. Pasalnya, Blitar bukan merupakan kota kelahiran sang proklamtor Soekarno melainkan Surabaya.
Tak sama dengan reaksi tersebut. Menurut budayawan dan sejarawan Ridwan Saidi membenarkan bahwa Soekarno memang lahir di Blitar, bukan Surabaya. Walaupun dalam beberapa buku, termasuk biografi Bung Karno yang ditulis Cindy Adam, Bung Karno mengatakan bahwa dia lahir di Surabaya.
“Bung Karno lahir dan melewati masa kecilnya di Blitar. Tapi dia berusaha melupakan Blitar, dan menganggap dirinya lahir di Surabaya saat menuntut ilmu di rumah HOS Cokroaminoto,” ungkap dia, Jakarta, Minggu (7/6/2015).
Bahkan, Bung Karno pun berwasiat agar dirinya dimakamkan di Batu Tulis, Bogor.
“Jadi Bung Karno punya dua tempt kelahiran, kelahiran biologis dan kelahiran idiologis,” ujar dia menambahkan. Kenapa Bung Karno ingin melupakan Blitar? tanya dia.
Dia menceritakan Soekarno berusaha keras melupakan Blitar, karena kata dia Soekarno muda jarang bertemu dengan ayahnya, Raden Sukemi, yang saat itu sangat sibuk sebagai agen Zionis di Hindia Belanda. Dan sebagai gantinya, Bung Karno dalam banyak kesempatan mengatakan bahwa dia lahir di Surabaya.
“Dari fakta-fakta sosiologis yang dipelajarinya selama ini tidak diragukan lagi Bung Karno lahir di Blitar, di rumah yang sekarang dikenal sebagai Istana Gebang,” pungkas dia.
Berikut petikan selengkapnya kesalahan pidato Jokowi di Blitar dalam pidato 1 Juni tersebut.
“Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran proklamator kita, bapak bangsa kita, penggali Pancasila, Bung Karno, hati saya selalu bergetar. Pernyataan Jokowi itu sontak membuat perbincangan hangat di media sosial beberapa hari ini.[]