WB – Teknologi semakin canggih, kini robot-robot buatan manusia mulai dapat berfungsi membantu – dan menggantikan – pekerjaan yang selama ini hanya dapat dilakukan oleh manusia.
Di Jepang, sudah banyak robot-robot yang digunakan untuk membuat mie, menjadi pelayan restoran, hingga penari klub malam. Tidak ketinggalan, banyak robot yang khusus diciptakan untuk memuaskan nafsu seks manusia.
Menurut survey Daily Beast, 1 dari 5 pria mengaku ingin melakukan aktivitas seksual dengan robot. Dan survey ini mungkin akan bertambah tinggi jika kemajuan teknologi robot semakin menjadi dalam waktu beberapa tahun ke depan.
“Mungkin sudah saatnya kini orang lebih memilih melakukan seks dengan sesuatu yang benar-benar diprogram untuk seks, bagaimana reaksinya, bagaimana kualitas dan juga berapa lama kemampuannya bertahan di ranjang,” ujar salah satu pastisipan survey.
Robot yang memang sudah diprogram untuk suatu tujuan diperkirakan bisa lebih memuaskan dibandingkan seks dengan manusia, yang reaksi setiap individu pasti berbeda-beda.
Namun tetap saja pada dasarnya robot adalah benda mati yang tidak dapat menghasilkan ekspresi serta gerakan-gerakan seluwes manusia. Kembali pada setiap orang bagaimana menikmati aktivitas seks dengan pasangan masing-masing.
Banyak juga yang berpendapat robot seks sama dengan mainan seks lain seperti vibrator dan sebagainya. Jika kehidupan seks anda dengan pasangan `kurang bumbu`, banyak yang berpikir alternative robot seks ini dapat menghangatkan aktivitas di ranjang.
Di Jepang, hampir setengah wanita di usia 16-24 tahun mengaku tidak tertarik melakukan kontak seks dalam bentuk apapun dengan pria. Tidak hanya itu, kini tumbuh fenomena `otaku` di mana para pria Jepang lebih senang menjalin hubungan dengan wanita virtual dalam program komputernya.
Kebanyakan anggota otaku dapat mempertahankan hubungan jangka panjang dengan pasangannya, namun hanya jika pasangannya tersebut merupakan program komputer.
Professor Martin Smith dari Middlesex University menyatakan di masa depan robot-robot akan semakin cerdas dalam meniru ekspresi dan emosi manusia. Jika benar terjadi, pastinya akan semakin banyak orang yang lebih memilih menjalani relasi virtual dengan robot. Apalagi bagi mereka yang merasa berhubungan dengan manusia dapat berakhir mengecewakan.[]
Comments 9