WARTABUANA – Pemerintah Sri Lanka mengusulkan untuk menerbitkan visa enam bulan bagi wisatawan, alih-alih visa satu bulan seperti yang berlaku saat ini, ketika negara itu membuka kembali bandara internasionalnya bagi para pelancong tahun depan, demikian dilaporkan media lokal pada Senin (7/12).
Menteri Pariwisata Sri Lanka Prasanna Ranatunga, seperti dikutip oleh sejumlah laporan media, mengatakan bahwa Sri Lanka sedang dalam proses pembahasan serangkaian pedoman baru yang telah disiapkan oleh Komite Pakar Manajemen Klinis COVID-19 di bawah Kementerian Kesehatan dan Pariwisata Sri Lanka.
Menurut pedoman tersebut, masa karantina minimal 14 hari di Sri Lanka akan diwajibkan, begitu juga proses pembuatan visa daring (online) akan berlaku wajib bagi seluruh wisatawan internasional melalui sistem aplikasi visa daring Electronic Travel Authorization (ETA).
Lebih lanjut, pedoman itu menyebutkan bahwa mereka yang akan diberikan visa hanya pengunjung yang telah melakukan pemesanan di muka dan prabayar untuk hotel Level 1 selama tujuh hari pertama, kemudian tujuh hari berikutnya di hotel Level 1 atau 2 yang disertifikasi sebagai akomodasi yang aman dan terjamin.
Selain biaya visa, biaya untuk tiga tes PCR dan atau tes antigen akan dikenakan kepada setiap wisatawan. Tes antigen dan atau tes PCR akan dilakukan pada saat kedatangan. Setelah itu, akan ada tes lagi lima hingga tujuh hari setelah kedatangan yang wajib dilakukan.
Jika dianggap perlu oleh petugas kesehatan, tes tambahan juga harus dilakukan 10 hingga 14 hari setelah kedatangan.
Semua penumpang yang datang sebagai wisatawan wajib memiliki asuransi kesehatan dari perusahaan asuransi yang berbasis di Sri Lanka sebelum kedatangan.
Seluruh pengunjung internasional juga wajib memiliki bukti tes PCR negatif 72 jam sebelum tiba di negara tersebut.
Selain itu, semua pelancong diharuskan mengenakan dan membawa masker dalam jumlah yang memadai.
Pemerintah Sri Lanka berharap dapat membuka kembali bandara internasionalnya bulan depan usai ditutup pada Maret menyusul ditemukannya pasien pertama COVID-19 lewat penularan lokal.
Sejak saat itu, bandara-bandara di negara tersebut hanya dibuka untuk pemulangan warga setempat. [xinhua]