WARTABUANA – Pusat Administrasi Situasi COVID-19 (Center for COVID-19 Situation Administration/CCSA) Thailand pada Senin (7/12) menyetujui penyelenggaraan acara besar hitung mundur Tahun Baru asalkan standar keselamatan kesehatan diterapkan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Thailand Natthapon Nakpanich, yang juga menjabat sebagai Direktur CCSA, mengatakan bahwa pihak penyelenggara harus menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk memerangi COVID-19, termasuk kewajiban mengenakan pelindung wajah, menjaga jarak sosial, dan sering mencuci tangan.
Keputusan CCSA untuk mengizinkan acara besar itu diambil di saat Thailand terus menemukan kasus baru COVID-19, sebagian besar di antaranya merupakan warga Thailand yang kembali dari daerah Tachilek di Myanmar.
Sementara itu, Natthapon mengatakan CCSA akan kembali mengadakan pertemuan dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand pada awal Januari untuk membahas kerangka waktu pengujian COVID-19 yang baru, seperti pengujian pada hari pertama serta hari ke-10 dan ke-14 masa karantina agar mendapatkan hasil tes yang lebih akurat.
Direktur CCSA tersebut juga menuturkan panel CCSA akan bertemu dengan Kementerian Luar Negeri Thailand guna membahas berbagai langkah untuk melonggarkan pembatasan terhadap warga asing yang memasuki negara itu, termasuk pengaturan visa, meskipun keselamatan kesehatan masyarakat akan tetap menjadi perhatian utama.
Pekan lalu, CCSA melaporkan lima kasus infeksi COVID-19, mencakup warga yang kembali ke negara itu secara ilegal, ditambah satu kasus yang ditularkan secara lokal.
Orang-orang yang kembali secara ilegal dan teruji positif COVID-19 tersebut adalah warga Thailand yang mengunjungi Tachilek dan kembali ke Thailand dengan menyelinap melalui perbatasan alami untuk menghindari karantina.
Namun, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul meredam kekhawatiran soal gelombang kedua COVID-19.
“Warga Thailand yang kembali secara ilegal ini akan menghadapi hukum Thailand usai menjalani perawatan medis. Langkah karantina wilayah (lockdown) pun tidak perlu dilakukan karena otoritas kesehatan dapat mengendalikan dan membendung penyebaran virus tersebut,” ujar Anutin.
Jumlah kumulatif kasus di Thailand hingga saat ini menyentuh angka 4.107, dengan 3.868 pasien sembuh dan 179 lainnya dirawat di rumah sakit. Sementara itu, total kematian akibat COVID-19 di negara itu mencapai 60 orang. [xinhua]