JAKARTA, WB-Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana melakukan aksi masal untuk menolak kebijakan pemerintah inkumben dan pemerintah yang akan datang terkait rencana menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan juga pelaksanaan Masyarakat Eekonomi Asean (MEA) tahun 2015.
Menurut Presiden KSPI Said Ikbal, jika kebijakan tersebut benar terjadi maka, akan memberatkan masyarakat terutama kaum buruh dimana daya beli buruh semakin menurun karena tidak ada keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, terlebih dengan gaji buruh yang sampai saat ini masih tergolong kecil.
“Kebijakan pemerintah sekarang maupun pemerintah yang baru, yaitu efek negatif akibat diberlakukannya pasar bebas ASEAN 2015 dan rencana kenaikan harga BBM akan menurunkan daya beli buruh dan rakyat. Sehingga, akan memunculkan kemiskinan baru,” kata Iqbal melalui pernyataan resmi yang diterima wartawan Rabu (27/8/2014).
Oleh sebab itu, bersama KSPI dan persatuan buruh yang lain akan mengeluarkan sikap pernyataan pertama, menolak kenaikan BBM kemudian buruh juga akan menuntut kenaikan upah.
“Menolak kenaikan harga BBM, naikkan upah minimum 30 persen dan KHL (Kebutuhan Hidup Layak) 84 item ,tahun 2015 manfaat jaminan pensiun buruh sebesar 75 persen dari upah terakhir seperti yang didapat oleh PNS,” sebut Iqbal.
Iqbal menegaskan, apabila pemerintah inkumben maupun pemerintah baru tidak menanggapi pernyataan sikap KSPI tersebut, maka KSPI akan mengerahkan massa untuk turun ke jalan. Dengan estimasi masa berjumlah ribuan yang tersebar di 20 provinsi. Rencananya aksi akan dilakukan awal September sampai Oktober.[]