WARTABUANA – Sebuah studi terbaru menemukan bahwa varian B.1.1.7, varian coronavirus yang lebih menular dan pertama kali terdeteksi di Inggris, menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika Serikat (AS), seperti dilansir sebuah media AS.
Meski jumlah kasus varian B.1.1.7 “saat ini terbilang relatif rendah” di negara tersebut, studi itu menunjukkan jumlahnya “berlipat ganda setiap satu setengah pekan, mirip dengan apa yang teramati di negara-negara lain,” papar laporan CNN pada Minggu (7/2).
Banyak kasus varian B.1.1.7 di AS tidak melaporkan riwayat perjalanan ke luar negeri baru-baru ini, menunjukkan bahwa “penularan varian B.1.1.7 yang signifikan di kalangan masyarakat lokal sudah terjadi di seluruh AS,” tulis CNN mengutip penelitian tersebut.
Studi ini juga memperkirakan bahwa varian baru tersebut 35-45 persen lebih menular dari galur (strain) lain yang muncul lebih dahulu di negara itu, tambahnya.
Studi yang belum melewati tinjauan sejawat ini diunggah pada Minggu di MedRxiv, peladen pracetak (preprint server) untuk ilmu kesehatan, dan ditulis bersama oleh para peneliti dari Helix, perusahaan genomik populasi AS, bersama sejumlah institusi.
James Lu, presiden sekaligus salah satu pendiri Helix, diwawancarai oleh CNN pekan lalu, dan dikutip dalam laporan tersebut mengatakan bahwa belum jelas apakah laju vaksinasi di AS akan mampu mencegah varian B.1.1.7 “menyebar kuat di tempat-tempat yang belum terjangkiti.”
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, tercatat ada 690 kasus varian B.1.1.7 dilaporkan di 33 negara bagian AS hingga Minggu. Angka ini meliputi sebagian besar dari semua kasus COVID-19 di AS yang disebabkan oleh varian baru. [Xinhua]