WARTABUANA – Xiaomi mencatat laba bersih di kuartal kedua 2018 sebesar US$2,1 miliar atau sekitar Rp30,75 triliun, seiring dengan meningkatnya penjualan smartphone dan hardware mereka.
Meski mencatat laba bersih, perusahaan asal China itu, ternyata juga mengalami kerugian operasional sebesar US$1,1 miliar atau sekitar Rp16,1 triliun selama periode tersebut akibat biaya adiministrasi pendaftaran saham yang signifikan.
Laporan pendapatan sementara itu menaikkan harga saham Xiaomi di bursa Hong Kong sebesar 1,6 persen. Namun, masih belum bisa mengulangi harga saham Xiaomi yang pernah mencapai 21,55 dolar Hong Kong atau sekitar Rp40.200 pada bulan lalu.
Mengutip TechCruch, peningkatan pendapatan Xiaomi ini berasal dari penjualan smartphone dan perusahaan itu menyebut pihaknya berhasil mengirimkan 32 juta unit smartphone selama kuartal kedua 2018, naik 44 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Selain smartphone, penjualan produk-produk pintar Xiaomi lainnya seperti TV dan fitness bands, naik lebih dari 100 persen dengan mencapai sekitar US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,96 triliun.
Adapun layanan Internet, segmen yang telah lama diprediksikan oleh Xiaomi sebagai differensiator finansial terhadap smartphone pesaing lainnya, mencatat kenaikan total penjualan sebesar 64 persen dengan menghasilkan US$585 juta atau sekitar Rp8,56 triliun.
Xiaomi baru saja mulai memfokuskan divisi ini pada pasar di luar China, yang turut menyumbang sebagian besar dari 206,9 juta pengguna aktif bulanannya. Jumlah itu, menurut Xiaomi, naik sebanyak 146 juta pengguna dari tahun lalu.
Jika menilik lebih luas dalam strategi globalnya, 36 persen pendapatan Xiaomi selama kuartal tersebut berasal dari luar China, yang disebut menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 151 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut didominasi dari India, namun Xiaomi mengatakan pihaknya juga mencatat peningkatan di Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, sekaligus juga baru-baru ini berekspansi ke Eropa.
Di India, Xiaomi mengincar kenaikan tambahan setelah merilis gadget pertamanya dari sub-brand terbarunya POCO, yakni Pocophone F1. Smartphone anyar ini dirancang untuk memberikan spesifikasi canggih dengan harga yang miring, menyasar segmen pasar dimana OnePlus yang juga berasal dari China mencatat kesuksesan besar di India.
Pocophone F1 ditawarkan dengan harga mulai dari 20.999 rupee atau sekitar Rp4,3 juta untuk versi terendahnya hingga 29.999 rupee atau sekitar Rp6,3 juta untuk model termahalnya.
Selain India, Pocophone F1 juga akan diluncurkan di Hong Kong, Prancis, dan Indonesia pada akhir bulan ini.[]