WARTABUANA – Seorang pakar ternama Thailand yang juga merupakan penasihat untuk Kementerian Kesehatan Masyarakat negara tersebut pada Kamis (3/12) memperingatkan bahwa warga Thailand yang terinfeksi coronavirus dan pulang ke negaranya secara ilegal dapat menimbulkan risiko tinggi kemunculan gelombang kedua wabah COVID-19 di negara tersebut.
Otoritas Thailand harus cepat menemukan cara untuk mencegah penyeberangan perbatasan ilegal masuk ke Thailand sebelum wabah menjadi tidak terkendali, tutur Thira Woratanarat, lektor kepala di Universitas Chulalongkorn yang memiliki spesialisasi dalam epidemiologi.
Otoritas Thailand secara khusus harus waspada dalam dua pekan ke depan, papar pakar tersebut.
Thira juga mendesak warga Thailand agar mempertahankan kewaspadaan mereka terhadap coronavirus. Dia mengatakan bahwa warga Thailand yang pulang secara ilegal dengan melintasi perbatasan dan mengabaikan karantina wajib mungkin telah mengunjungi tempat-tempat ramai, serta berbagi minuman maupun rokok dengan orang lain.
Kurang lebih 180 warga negara Thailand, sebagian besar wanita, diduga tertular COVID-19 saat bekerja di tempat-tempat hiburan yang ada di Tachilek, Myanmar, sebut Pusat Administrasi Situasi COVID-19 (Center for COVID-19 Situation Administration/CCSA) pada Kamis.
Dari 180 orang tersebut, 64 di antaranya telah teruji positif COVID-19, lanjut CCSA.
Para pejabat Thailand sedang berupaya berkoordinasi dengan otoritas Myanmar untuk menemukan cara untuk memfasilitasi kepulangan warga Thailand dari Myanmar, imbuh CCSA.
Hingga saat ini, dua laboratorium keliling (mobile) untuk uji COVID-19 telah dikerahkan di area-area perbatasan terpisah di Provinsi Chiang Rai, Thailand utara. Masing-masing laboratorium tersebut mampu menguji sampai dengan 300 orang dalam sehari, tambahnya.
Angkatan Darat Kerajaan Thailand telah mengerahkan lebih banyak pasukan di sepanjang garis perbatasan guna memperkuat upaya keamanan.
Total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Thailand saat ini tercatat 4.039 kasus, dengan 3.832 kesembuhan. [xinhua]