JAKARTA, WB – Pemerintah Indonesia mendesak Israel agar menghentikan tindakan kekerasan dan pembatasan beribadah di Masjid Al-Aqsha. Tindak kekerasan oleh pihak keamanan Israel dalam beberapa waktu terakhir ini telah merenggut korban jiwa dan menimbulkan ketegangan di Masjid Al-Aqsa.
Melihat situasi di Masjid Al-Aqsha, Yerussalem, kembali memburuk dalam beberapa hari terakhir. Polisi Israel tidak mengizinkan pria muslim berusia di bawah 50 tahun untuk masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha, setelah dua polisi Israel ditembak tiga pria Arab beberapa waktu lalu.
“Tidak hanya kepada Dewan Keamanan PBB, tapi juga kepada negara-negara yang terhimpun dalam OKI untuk secepat mungkin mengadakan sidang, kemudian bisa disepakati bersama apa sikap yang bisa dilakukan terhadap peristiwa yang terjadi di Masjidil Aqsa,” ujar Menteri Agama, Lukman Hakim di Gedung DPR RI, Senin (24/7/2017).
Lukman Hakim mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan sikap resminya. Pemerintah Indonesia meminta kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya kepada Dewan Keamanan PBB, untuk segera bersidang memutuskan masalah krusial yang terjadi di Al-Aqsha.
“Pemerintah Indonesia mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan Israel. Apalagi, tindak kekerasan itu terjadi di rumah ibadah atau masjid,” kata Lukman.
Lukman meminta PBB segera memgambil langkah menyikapi dengan peristiwa ini. Ia menyatakan seluruh rumah badah harus bebas dan terbuka, khususnya bagi umat yang memeluk agama tersebut. Umat Islam harus bebas memasuki masjid-masjid, sebagaimana umat Nasrani bebas masuk ke gereja-gereja.
Dikatakan Lukman, pemerintah Indonesia sudah sangat aktif melakukan komunikasi dengan Menlu Amerika dan negara-negara lain yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB sejak pekan lalu. Menurut dia, harus ada jaminan kemerdekaan bagi setiap orang untuk beribadah sesuai ajaran agama yang dianut.[]