JAKARTA, WB – Manager Asean Economic Community (AEC) Center, Tri Mardjoko menuturkan Indonesia harus siap memanfaatkan peluang dalam menyongsong ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA yang sudah di depan mata merupakan sebuah kenyataan yang siap tidak siap harus dihadapi oleh Indonesia.
“Konsep dari pasar tunggal yang mengintegrasikan ekonomi negara-negara ASEAN dalam satu kesatuan ini haruslah dipandang positif, sebab, jika hal tersebut dilakukan Indonesia khususnya masyarakat di dalamnya dapat menangkap peluang yang sangat terbuka lebar,” papar Tri saat didaulat sebagai pembicara dalam diskusi Publik dengan tema “MEA 2015: Ilusi atau Solusi? Peluang atau Ancaman?” di Auditorium Ubhara Jaya, kampus 2, Bekasi belum lama ini.
Dalam press realese yang disampaikan Fikom Ubhara Jaya ini disebutkan peluang Indonesia dalam meningkatkan perekonomian terbuka lebar, namun harus ada perubahan mindset dari semua pemangku kepentingan dalam menghadapi tantangan yang timbul.
“Nantinya tingkat hambatan antar negara ASEAN semakin kecil, aliran barang, jasa, investasi, dan tenaga professional semakin bebas,” imbuh dia.
Jadikan ASEAN sambung dia sebagai platform kebijakan pemerintah pusat/daerah untuk memperkuat pasar dalam negeri dan meningkatkan daya saing di pasar regional dan global.
Masih dalam konteks tersebut Tri menjelaskan diberlakukannya MEA itu berarti semakin terbukanya kesepakatan di sektor jasa, ditargetkan peningkatan kontribusi sebesar 70% pada tahun 2025. Penyerapan Tenaga Kerja Nasional sebesar 15% (2012). Total ekspor jasa ASEAN ebesar US$ 319,7 Milyar dan total impor jasa ASEAN sebesar US$ 306,5 Milyar tahun 2012; Total investasi Jasa ASEAN sebesar USD$108, 21 Milyar (2012). Aliran investasi intra ASEAN mencapai US$ 26.27 milyar pada tahun 2011 dan sebesar US$ 5.8 milyar atau 22,23% masuk ke Indonesia.
Perlu diketahui acara Diskusi Publik tersebut diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian acara di Communication Festival 2015 ‘Kita untuk Indonesia’, Dies Natalis Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang ke-9 tahun.
Selain Diskusi Publik, telah diselenggarakan sebelumnya Seminar Akademik Ilmu Komunikasi mengenai Broadcasting Radio yang bekerjasama dengan Woman Radio serta Broadcasting Televisi yang bekerja sama dengan stasiun televisi ANTV.
Sejumlah perlombaan untuk memeriahkan rangkaian acara pun turut dihelat seperti, Lomba Grafiti, Lomba Fotografi, Lomba Modern Dance serta Lomba Tari Tradisional.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya mengungkapkan, dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan ide kreatif, serta gagasan-gagasannya dapat tumbuh untuk dapat berkontribusi bagi Indonesia dan dapat menambah wawasan kebangsaan di kalangan pemuda. []