JAKARTA, WB – Penanganan darurat dampak gempa bumi 6,2 Skala Richter di Kabupaten Alor NTT pada Rabu (4/11) masih terus dilakukan hingga saat ini. Wilayah terdampak meliputi lima kecamatan dan 18 desa di Kabupaten Alor. Berdasarkan data sementara kerusakan akibat gempa mencapai Rp 49,75 milyar.
“Sarana jalan, jembatan, irigasi Rp 40 M. Sarana perumahan Rp 4 milyar. Sarana Pendidikan atau sekolah Rp.1,5 milyar. Fasilitas Ibadah atau gereja Rp 750 juta. Bangunan Pemerintah/ perkantoran Rp. 3.5 milyar,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Korban jiwa dalam musibah ini satu orang luka ringan di Kecamatan Alor Timur Laut dan dua orang lainnya dari warga Kecamatan Alor Timur dan Selatan mengalami luka berat.
“Sebanyak 884 rumah mengalami kerusakan yang tersebar di Kecamatan Alor Timur 735 unit, Kecamatan Alor Timur Utara 10 unit, Kecamatan Lembur 4, Kecamatan Alor Timur Laut 53 unut dan Kecamatan Alor Selatan 82 unit. Kerusakan terparah terjadi di Desa Maritaing, Kolana Selatan, Padang Panjang di Kec Alor Timur dimana sebagian besar rumah rusak. Selain itu ada 51 gedung sekolah, puskesmas, rumah ibadah dan perkantoran rusak,” terang Sutopo.
Menurut Sutopo data ini adalah data sementara dari kerusakan bangunan yang ada. Pendataan masih dilakukan. Jarak antar desa berjauhan dan aksesibilitas juga tidak mudah. Beberapa ruas jalan tertutup longsor. Alat berat dan personil TNI dikerahkan membuka jalan.
“Upaya penanganan darurat terus dilakukan. Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi BPBD Alor dan berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri dan unsur lainnya. Kepala BNPB telah menyerahkan dana siap pakai Rp 250 juta untuk operasional darurat kepada BPBD Alor. BPBD Kab.Alor dan Polres Alor melakukan pendistribusian kebutuhan logistik ke daerah yang terdampak,” ujar Sutopo.
“Kebutuhan mendesak saat ini adalah permakanan, air bersih, pelayanan kesehatan bagi pengungsi, bahan bangunan, MCK, susu, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya,” ujar Sutopo kembali. []